tag:blogger.com,1999:blog-81002742399763204232024-02-18T22:28:36.815-08:00Chem is Try -- Kimia -- Eksperimenkimia asyik
kimia menarikNurfianahttp://www.blogger.com/profile/16480514002536816992noreply@blogger.comBlogger31125tag:blogger.com,1999:blog-8100274239976320423.post-80594583533226656862010-07-27T22:58:00.000-07:002010-07-27T23:00:03.204-07:00MIST SCHOOL<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilZcHnFmbM0RHbTY0RMDGAcgzlayaGaoc3q0FyQhdkaGRMUK1Jt0GAmYQf-NunaAqrpzZaVXNAPnAZnfdE4MDx9Tp83y6Ir_v_Og7GNz9SkCU-ppvxPfWhhHgkJjaO9povtO0iccH8QZo/s1600/PAMFLET+FIKSs.jpg"><img style="cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilZcHnFmbM0RHbTY0RMDGAcgzlayaGaoc3q0FyQhdkaGRMUK1Jt0GAmYQf-NunaAqrpzZaVXNAPnAZnfdE4MDx9Tp83y6Ir_v_Og7GNz9SkCU-ppvxPfWhhHgkJjaO9povtO0iccH8QZo/s400/PAMFLET+FIKSs.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5498832837391435938" /></a>Nurfianahttp://www.blogger.com/profile/16480514002536816992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8100274239976320423.post-68081244697110960992010-03-31T20:15:00.001-07:002010-03-31T20:15:32.164-07:00Semen PortlandSemen Portland dibentuk terutama dari bahan kapur (CaO), silica (SiO2), alumina (Al2O3), dan oksida besi (Pe2O3). Isi kombinasi dari total 4 oksuda tersebut kira – kira 90% dari berat semen, karenanya dikenal sebagai unsure utama atau major oxides di dalam semen. 10% yang lainnya terdiri dari magnesia (MgO), oksida alkali (Na2O dan K2O), titania (TiO2), fosforus-pentoksida (P2O5), dan gypsum, yang dikenal sebagai unsure minor atau minor oxides di dalam semen. <br />Dengan demikian, karakteristik dan perilaku spesifik dari semen akan banyak tergantung pada jenis dan komposisi spesifik dari bahan – bahan dasar yang digunakan dalam campuran produksi semen tersebut.<br />komposisi bahan – bahan oksida di dalam semen, yang meliputi sebagian besar jenis semen yang biasa di jumpai di pasaran yaitu <br />CaO, SiO2,Al2O3,Fe2O3,MgO,Na2O + K2O, TiO2, P2O5SO3<br /><br />Sebagian besar semen modern mempunyai kandungan kapur yang tinggi, dan biasanya melampaui 65%. Semen dengan kandungan kapur dibawah 65%, pengerasannya seringkali agak lambat. Alam hal lain, kandungan kapur maksimum dibatasi oleh kebutuhan untuk menghindari kapur bebas dalam semen. Keberadaan kapur bebas bisa menjadi sumber kelemahan pada permukaan interface antara pasta semen dengan agregat, dan juga bisa menyebabkan ketidakstabilan pada proses pengerasan pasta semen.<br />Dalam proses hidrasi dan pengerasan semen, kapur dan silica akan menjadi penyumbang kekuatan yang terbesar,. Sedangkan alumina dan oksida besi akan lebih berfungsi untuk mengatur kecepatan proses hidrasi. Namun dalam proses produksi semen, terutama dalam proses pembakarannya, alumina dan oksida besi akan bertindak sebagai suatu media pembakaran yang bisa berfungsi untuk mengurangi tingkat suhu pembakaran semen. Kandungan minimum dari alumina dan oksida besi seringkali lebih ditentukan oleh kebutuhan untuk menghindari kesulitan produksi klinker pada suhu tinggi, dan bukan oleh kebutuhan komposisi kimianya. Sementara itu kandungan maksimumnya pada umunya dibatasi oleh kebutuhan untuk mengendalikan waktu pengikatan hidrasi semen. Dalam hal ini, semen dengan rasio SiO2/(Al2O3 + Fe2O3) yang kurang dari 1,5 pada umumnya menunjukan waktu pengikatan yang cepat, yang biasanya sukar dikontrol lagi oleh proporsi campuran gypsum yang ditambahkan.<br />Dalam proses pembakaran klinker, oksida – oksida silica, alumina, dan besi akan bereaksi dengan kalsium-oksida untuk menghasilkan empat unsure utama semen Portland, yaitu:<br /><!--[if !supportLists]-->• <!--[endif]-->3CaO.SiO2 atau tricalsium-silicate, di singkat C3S<br /><!--[if !supportLists]-->• <!--[endif]-->2CaO.SiO2 atau bicalsium-silicate, di singkat C2S<br /><!--[if !supportLists]-->• <!--[endif]-->3CaO.Al2O3 atau tricalsium-aluminate, di singkat C3A<br /><!--[if !supportLists]-->• <!--[endif]-->4CaO.Al2O3.Fe2O3 atau tetracalsium-aluminoferrite, di singkat C4AF.<br /><br />Peran dan Perilaku Unsur Utama Semen<br /><br />C3S : Perilaku dari C3S hampir sama dengan perilaku semen Portland. Bila dicampurkan dengan air, pengikatan C3S dan air akan menghasilkan pengerasan dari pasta semen dalam beberapa jam, dan selanjutnya akan mendapatkan sebagian besar kekuatannya (sekitar 70%) pada minggu pertama setelah pengikatan, dengan mengeluarkan panas sekitar 500 joule/gram. Kandungan C3S di dalam semen Portland semen biasa bervariasi antara 40 – 55 %, dengan rata – rata sekitar 48%.<br />C2S : Bila dicampurkan dengan air, C2S berhidrasi denngan jumlah panas yang rendah, sekitar 250 joule/gram, namun pasta yang mengeras mendapatkan kekuatannya secara relative lambat selama beberapa minggu dan malahan bulan, untuk mencapai kekuatan akhir yang kemungkinan bisa sama dengan yang dihasilkan oleh C3S. kandungan C2S di dalam semen Portland biasa bervariasi antara 15 – 35 %, dengan rata – rata 25%.<br />C3A : Trikalsium-Aluminat murni bereaksi dengan air dan menghasilkan pengikatan dalam waktu yang cepat, disertai dengan pengeluaran panas yang besar, yaitu sekitar 850 joule/gram. Pada udara lembab, sebagian besar kekuatan di dapatkan dalam satu atau dua hari, tetapi kekuatannya relative rendah. Kandungan C3A di dalam semen Portland biasa bervariasi antara 7 – 15 %.<br />C4AF : Tetrakalsium-aluminoferrit bereaksi dengan air secara cepat dan menghasilkan pengikatan dalam beberapa menit, dengan mengeluarkan panas hidrasi sekitar 420 joule/gram. Kandungan C4AF daam semen bervariasi sekitar 5 – 10 %, rata – rata 8%.<br /><br />Peran dan Perilaku Unsur Minor Semen<br /><br />Gipsum, gypsum ditambahkan selama penggilingan klinker untuk mengatur waktu pengikatan semen. Namun kandungan gypsum perlu diperhatikan agar dapat memberikan kekuatan maksimum dan susut minimum pada beton. Kandungan gypsum harus dibatasi karena jumlah kandungan yang berebihan bisa menyebabkan memburuknya pengikatan semen dan retak pada proses pengerasannya. Hal ini disebebkan oleh terbentuknya unsure enttringite atau C3A3.CaSO4.32H2O yang dihasilkan dari reaksi gypsum dengan C3A dan air. Dari sifat fisiknya, terjadinya ettringite bisa mengakibatkan pengembangan volume, yang disebabkan oleh berat jenisnya yang rendah, yaitu sekitar 1,73 gram/cm3, dibandingkan dengan rata – rata sekitar 2,5 gram/cm3 untuk produk hidrasi lainnya. Pengembangan volume ini dalam jumlah yang besar akan bisa mengakibatkan kerertakan dan kerusakan pasta semen dan beton yang sudah mengeras (juga dikenal sebagai proses korosi pada beton), anmun ketika sejumlah kecil gypsum ditambahkan dan pengembangan volume terjadi ketika pasta masih plastis, hal tersebut praktis tidak menyebabkan kerusakan apa pun.<br />Kapur Bebas, kehadiran kapur bebas pada semen akan terjadi bila bahan dasar yang digunakan untuk memproduksi semen mengandung lebih banyak kadar kapur dari yang dibutuhkan untuk bereaksi dan bergabung dengan oksida – oksida SiO2, Al2O3, Fe2O3 dalam proses pembentukan unsure – unsure utama semen. Permasalahan timbul karena kapur yang terhidrasi Ca(OH)2 akan mengakibatkan volume yang lebih besar dari kapur bebas, sehingga bisa menyebabkan pengembangan volume pada saat pengikatan (setting time), yang pada akhirnya bisa mengakibatkan keretakkan dan kerusakan pasta semen dan beton yang sudah mengeras. Di samping itu, kehadiran Ca(OH)2 bisa menimbulkan juga perlemahan daya lekat pada unsur – unsur pengisi beton.<br />Oksida Alkali (Na2O + K2O), kehadiran oksida alkali dalam semen perlu diwaspadai terutama bila agregat yang reaktif alkali digunakan dalam adukan beton, karena beberapa jenis agregat mengandung unsur – unsur raktif dari silica, yang bisa bereaksi dengan oksida alkali yang dilepaskan dari semen, bisa menghasilkan suatu unsur alkali-silica-gel yang ekspasif, sehingga bisa merusakdan menimbulkan keretakan pada pasta semen dan beton yang sudah mengeras. Bila memang agregat yang tersedia untuk adukan beton adalah reaktif alkali rendah, yaitu semen yang mengandung total unsur alkali rendah, yaitu semen yang mengandung total unsur alkali tidak melebihi 0,6% (ekuivalen Na2O).<br />Magnesium-Oksida (MgO), hidrasi dari MgO. Sama seperti CaO, bisa menyebakan pengembangan volume, dan keharidan magnesium bisa menyebabkan perlemahan pengikatan pasta semen. Namun jumlah yang jecil dari MgO pada umumnya tidak akan sampai merusak pasta semen setelah mengeras, terutamabila proses pendinginan klinker diaksanakn dengan baik dan tidak terlampau drastic.<br />Fosforus-Pentoksida (P2O3), umunya kandungan P2O3 pada semen tidak melebihi 0,2%. Kehadirannya bisa memperlambat pengerasan semen karena bisa mengurai C3S menjadi C2S dan CaO. Karenanya semen yang mengandung P2O3 dalam juumlah besar bisa menyebabkan perlemahan karena terbentuknya kapur bebas.<br /><br />Nah…. Itu dia sekilas tentang kimiawi Semen Portland, Semoga bisa memahaminya..<br /><br />sumber : trend sipil era milleniumNurfianahttp://www.blogger.com/profile/16480514002536816992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8100274239976320423.post-67421998622362917752010-03-31T20:14:00.000-07:002010-03-31T20:15:03.329-07:00SEMEN DARI SAMPAH (EKOSEMEN)Jepang, sebuah negeri penuh inovasi. Mungkin sebutan itu sesuai dengan bagaimana jepang menangani masalah sampah. Setelah berhasil membuat sebuah airport berkelas internasional di Kobe dimana yang dibuat diatas lapisan sampah, menerapkan pembuatan pupuk dari sampah di berbagai hotel di Jepang, kini Jepang telah berhasil mengubah sampah menjadi produk semen yang kemudian dinamakan dengan EKOSEMEN.<br /><br /><br />Ekosemen<br />Ekosemen diambil dari kata “Ekologi” dan “Semen”. Diawali penelitian di tahun 1992, para peneliti Jepang telah meneliti kemungkinan abu hasil pembakaran sampah, endapan air kotor dijadikan sebagai bahan semen. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa abu hasil pembakaran sampah mengandung unsur yg sama dengan bahan dasar semen pada umumnya. Pada tahun 1993, Proyek itu kemudian dibiayai oleh Kementrian Perdagangan Internasional dan Industri Jepang. Pada tahun 2001, pabrik pertama di dunia yang mengubah sampah menjadi semen resmi beroperasi di Chiba. Pabrik tersebut mampu menghasilkan ekosemen 110,000 ton/tahunnya. Sedangkan sampah yang diubah menjadi abu yang kemudian diolah menjadi semen mencapai 62,000 ton/tahun, endapan air kotor dan residu abu industri yang diolah mencapai 28,000 ton/tahun. <!--[if !vml]--><!--[endif]--><br /><!--[if !vml]--><br /><!--[endif]--><br />Penggunaan Abu Insinerasi untuk semen<br /><br /><!--[if !vml]--><br /><!--[endif]--><br />Penduduk jepang membuang sampah baik organik maupun an-organik, sekitar 50 juta ton/tahun. Dari 50 ton/tahun tersebut yang dibakar (Proses Incineration) menjadi abu (incineration ash) sekitar 37 ton/tahun. Sedangkan abu yang dihasilkan mencapai 6 ton/tahunnya. Dari abu inilah yang kemudian dijadikan sebagai bahan dari pembuatan ekosemen. Abu ini dan endapan air kotor mengandung senyawa-senyawa dalam pembentukan semen biasa. Yaitu, senyawa-senyawa oksida seperti CaO, SiO2, Al2O3, dan Fe2O3. Oleh karena itu, abu insinerasi ini bisa berfungsi sebagai pengganti tanah liat yang digunakan pada pembuatan semen biasa.<br />Komposisi senyawa pada ekosemen dan semen biasa (ppm)<br /> CaO<br /> SiO2<br /> Al2O3<br /> Fe2O3<br /> SO3<br /> Cl<br /> <br />Semen Biasa<br /> 62-65<br /> 20-25<br /> 3-5<br /> 3-4<br /> 2-3<br /> 50-100 ppm<br /> <br />Ekosemen<br /> 12-31<br /> 23-46<br /> 13-29<br /> 4-7<br /> 1-4<br /> 150.000 ppm<br /> <br /><br />Sedangkan kandungan CaO yang masih kurang pada abu insinerasi dapat dicukupi dengan penambahan batu kapur. Penggantian sebagian batu kapur (kandungan utamanya CaCO2) dengan abu insenarasi (kandungan utama CaO) dapat mengurangi emisi CO2 yang selama ini menjadi dilema dalam industri semen. Dalam pembuatan ekosemen ini, chlorine dan logam berat yang terkandung pada abu insinerasi akan diekstrak menjadi artificial ore (Cu, Pb, dll) yang kemudian di recyle untuk digunakan kembali. <br /><!--[if !vml]--><br /><!--[endif]--><br /><br /><!--[endif]--><br /><br /><br /><br /><br /><br />Secara umum, produksi semen biasa (Portland) meliputi pengeringan, penghancuran dan pencampuran batu kapur, tanah liat, quartzite dan bahan baku lainnya dan kemudian dibakar pada rotary klin. Pada pembuatan ekosemen, secara prinsip sama dengan pembuatan semen biasa. Perbedaannya terletak pada proses pembakaran dan pengolahan limbah.<br /><br />Persiapan <br />Bahan baku (abu insenerasi, endapan air kotor rumah tangga, residu abu industri) diproses terlebih dahulu, seperti pengeringan, penghancuran, dan pemisahan logam yang masih terkandung pada bahan baku. <br />Pengeringan dan Penghancuran <br />setelah dikeringkan, bahan baku tersebut kemudian dihancurkan pada Raw grinding/drying mills bersamaan dengan batu kapur . <br />Pencampuran <br />Setelah dikeringkan dan dihancurkan kemudian dimasukkan ke dalam Homogenizing Tank bersamaan dg fly ash (abu yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga batu bara) dan blast furnace slag (Limbah yang dihasilkan industri besi). Dua Homoginezing tank ini dimaksudkan untuk mencampuran semua secara merata. Sehingga bisa menghasilkan komposisi yang diinginkan <br />Pembakaran <br />Berbeda dengan produksi semen biasa dimana dibakar pada suhu 900℃, pada proses pembuatan ekosemen bahan baku dimasukkan ke dalam rotary klin dan dibakar pada suhu diatas 1350℃. Pada proses ini, dioksin dan senyawa berbahaya lainnya yang terkandung pada abu insenerasi akan diurai menjadi air & gas klor sehingga aman bagi lingkungan. Gas yang keluar dari rotary klin kemudian didinginkan secara cepat hingga suhu 200℃ untuk mencegah terbentuknya dioksin kembali. Pada proses ini pula logam berat yang masih terkandung dipisahkan dan dikumpulkan ke dalam bag filter sebagai debu yang masih mengandung klor. Debu ini kemudian dialirkan ke Heavy Metal Recovery Process. Pada proses ini,klor yang masih terkandung akan dihilangkan dan menghasilkan sebuah articial ore seperti tembaga dan timbal yang kemurniannya mencapai 35 % atau lebih. <br />Pada proses pembakaran ini akan dihasilkan clinker (intermediate stage pada industri semen) yang kemudian dikirim ke clinker tank. <br />Penghancuran Produk <br />gypsum kemudian ditambahkan bersama clinker dan campuran tersebut dihancurkan pada finish mills yang kemudian akan menghasilkan produk ekosemen. <br /><br />Kendala<br />Salah satu kendala utama pada pengembangan ekosemen ini adalah proses produksinya yang masih mahal bila dibandingkan dengan produksi semen biasa. Hal ini dikarenakan proses pemisahan klor pada ekosemen yang memakan banyak proses sehingga membuat biaya produksi lebih mahal. Klor ini sendiri diakibatkan plastik vinil yang ikut tercampur pada sampah organik. Sehingga pada pembuatan abu insenarasi, palstik vinil ikut terurai menjadi klor. Klor ini sendiri sangat berpengaruh pada penurunan kekuatan konkrit ekosemen bila tidak dipisahkan. Sehingga pemisahan plastik dari sampah organic secara seksama menjadi kunci utama pada produksi ekosemen ini.<br /><!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br /><!--[endif]--><br /><br /><br /><br />Kualitas Ekosemen<br /><br />Hingga saat ini ada dua macam tipe ekosemen (berdasarkan penambahan alkali dan kandungan klor) yaitu tipe biasa dan Tipe Rapid Hardening. Ekosemen tipe biasa mempunyai kualitas sama baiknya dengan semen portland biasa. Tipe ekosemen ini digunakan sebagai ready mixed concrete. Sedangkan ekosemen tipe Fast Hardening memiliki kekuatan konkrit dan pengerasan yang lebih cepat dibanding semen portland tipe high-early strenght (lihat Fig.2). Ekosemen tipe ini digunakan pada blok arsitektur, bahan genteng, pemecah ombak, dll. Ekosemen ini telah melewati proses JIS (Japanese Indusrial Standard). <br /><!--[if !vml]--><br /><!--[endif]--><br /><br /><br /><br /><br /><br />Manfaat Ekosemen<br /><br />Dengan adanya pengubahan sampah menjadi semen, menambah alternatif pengolahan sampah yang lebih bernilai ekonomis, dan biaya pengolahan sampah di Jepang menjadi lebih murah. Bila sebelumnya 40,000 yen/ton (pengolahan sampah konvensional) menjadi 39,000 yen/ton (pengolahan sampah hingga menjadi semen). <br />Selain itu, teknologi ekosemen sangatlah ramah akan lingkungan. Pada pembuatan ekosemen, sebagian CaO diperoleh dari abu insenerasi sehingga mengurangi penggunaan batu kapur (CaCO2), yang selama ini sumber polusi gas CO2. Tak salah, jika kemudian teknologi ekosemen mendapat penghargaan dari menteri lingkungan Jepang atas peranannya mencegah pemanasan global. <br /><br /><!--[if !vml]--><br /><!--[endif]--><br /><br /><br /><br /><br />Peluang di Indonesia<br /><br />Indonesia belum bisa lepas dari masalah sampah. Mulai dari penolakan warga masyarakat sekitar TPA akibat kepulan asap dan bau yang ditimbulan pengolahan sampah saat ini hingga kejadian yang tidak pernah dilupakan, tragedi leuwih gajah yang merenggut 24 nyawa tak bersalah. <br />Sudah banyak upaya yang dilakukan, termasuk dengan mengubahnya menjadi sumber energi (metan) namun akibat kurangnya prospek dari segi ekonomi, akhirnya perkembangannya masih jalan ditempat. Dengan berhasilnya Jepang, mengolah sampah menjadi semen, tentu menjadi peluang sangat besar untuk dikembangkan di Indonesia. Di Jakarta saja sampah yang dihasilkan oleh warganya mencapai 6000 ton lebih/hari. Selain itu secara prinsip, pembuatan ekosemen hampir sama dengan pembuatan semen biasa, sehingga jika bisa dilakukan kerja sama dengan pihak industri semen, maka akan jadi kerjasama yang menguntungkan baik pihak pemerintah maupun pihak industri. Dari pihak pemerintah penanganan sampah bisa teratasi dan dari pihak industri mampu mengurangi penggunaan limestone (26 %). <br />Namun yang terpenting adalah kemauan pemerintah, khususnya pemerintah kota/daerah, untuk mengelola sampah dengan baik dan memulai untuk mencoba memisahkan sampah antara sampah organik, anorganik, botol dan kaleng menjadi kebudayaan bangsa Indonesia secara luas. Sehingga peluang pemanfaatan sampah menjadi semen atau produk yang lain bisa oleh pihak industri bisa lebih ekonomis. <br /><br />Sumber <br /><!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->T. Shimoda, S. Yokoyama, Ecocement—a new Portland cement to solve municipal and industrial waste problems, Proc. of International Congress on Creating with Concrete, Dundee, 1999, pp. 17– 30. <br /><!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->www.taiheiyo-cement.co.jp <br /><!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->www.ichiharaeco.co.jp<br /><!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->www.pmij.org<br /><!--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->www.majari.blogspot.com<br /><!--[if !supportLists]-->6. <!--[endif]-->www.jsa.co.jpNurfianahttp://www.blogger.com/profile/16480514002536816992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8100274239976320423.post-57038337186632280132010-03-31T20:08:00.000-07:002010-03-31T20:13:53.187-07:00Sejarah SemenSemen berasal dari kata caementum yang berarti bahan perekat yang mampu mempersatukan atau mengikat bahan – bahan padat menjadi satu kesatuan yang kokoh atau suatu produk yang mempunyai fungsi sebagai bahan perekat antara dua atau lebih sehingga menjadi suatu bagian yang kompak atau dalam pengertian yang luas adalah material plastis yang memberikan sifat rekat antara batuan – batuan konstruksi bangunan.<br />Semen pada awalnya dikenal di mesir tahun 500 SM pada pembuatan piramida, yaitu sebagai pengisi ruang kosong di antara celah – celah tumpukan batu. Semen yang dibuat bangsa mesir merupakan kalsinasi gypsum yang tidak murni, sedang kalsinasi batu kapur mulai di gunakan pada zaman romawi. Kemudian bangsa yunani membuat semen dengan cara mengambil tanah vulkanik (Vulcanic Tuff) yang berasal dari pulau santoris yang kemudian di kenal dengan Santoris Cement. Bangsa romawi menggunakan semen yang di ambil dari material vukanik yang ada di pegunungan Vesuvius di lembah napples yang kemudian di kenal dengan nama pozzulona cement, yang di ambil dari sebuah nama kota di Italia yaitu pozzoula.<br />Penemuan bangsa romawi dan yunani ini mengalami perkembangan lebih lanjut mengenai komposisi bahan dan cara pencampurannya, sehingga diperoleh Mortar yang lebih baik. Pada abad pertengahan, kualitas mortar mengalami penurunan yang disebabkan oleh pembakaran limestone yang kurang sempurna., dengan tidak adanya tanah vulkanik.<br />Pada tahun 1756 jhon smeaton seorang sarjana inggris berhasil melakukan penyelidikan terhadap batu kapur dengan pengujian ketahanan air. Dari hasil percobaannya di simpulkan bahwa batu kapur lunak yang tidak murni dan mengandung tanah liat merupakan bahan pembuat semen hidrolis yang baik. Batu kapur yang dimaksud tersebut adalah kapur hidrolis (hydrolic lime). Kemudian oleh vicat ditemukan bahwa sifat hidrolis akan bertambah baik jika ditambahkan juga silica atau tanah liat yang mengandung alumina dan silica. Akhirnya vicat membuat kapur hidrolis dengan cara pencampuran tanah liat (clay) dengan batu kapur (limestone) pada perbandingan tertentu, kemudian campuran tersebut dibakar (dikenal dengan Artifical lime twice kilned).<br />Pada tahun 1811, James Frost mulai membuat semen yang pertama kali dengan menggunakan cara seperti vicat yaitu dengan mencampurkan 2 bagian kapur dan satu bagian tanah liat. Hasilnya disebut Frost’s Cement. Pada tahun 1812 prosedur tersebut diperbaiki dengan menggunakan campuran batu kapur yang mengandung tanah liat dan ditambahkan tanah Argillaceus (mengandung 9 – 40% silica). Semen yang dihasilkan disebut British Cement.<br />Usaha untuk membuat semen pertama kali dilakukan dengan cara membakar campuran batu kapur dan tanah liat. Joseph Aspadin yang merupakan orang inggrispada tahun 1824 mencoba membuat semen dari kalsinasi campuran batu kapur dengan tanah liat yang telah dihaluskan, digiling, dan dibakar menjadi lelehan dalam tungku, sehingga terjadi penguraian batu kapur (CaCO3) menjadi batu tohor (CaO) dan karbon dioksida (CO2). Batuan kapur tohor (CaO) bereaksi dengan senyawa – senyawa lain membentuk klinker kemudian digiling sampai menjadi tepung yang kemudian dikenal dengan Portland. Colesium, Menara Babilonia, Piramida, Candi Borobudur, merupakan contoh dari penggunan “Semen Klasik” ini.<br /><br />Wah… wah… ternyata orang dulu juga pandai – pandai yah,… Namun, ke depannya penggunaan semen sebagai salah satu unsur penting dalam pembuatan beton ini akan lebih maju lagi,….<br /><br />Sumber : Walter H. Duda 1976,<br />Tugas Akhir MK Proses Industri Kimia II, Teknik Kimia UNTIRTA, Apriyadi Firdaus, Cilegon 2007.<br />Dan yang jelas tulisan ini saya ambil dari blog sapta harryadiNurfianahttp://www.blogger.com/profile/16480514002536816992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8100274239976320423.post-87222768887387006652010-03-31T20:07:00.000-07:002010-03-31T20:08:17.930-07:00kompositKOMPOSIT<br />Pada umumnya bentuk dasar suatu bahan komposit adalah tunggal dimana merupakan susunan dari paling tidak terdapat dua unsur yang bekerja bersama untuk menghasilkan sifat-sifat bahan yang berbeda terhadap sifat-sifat unsur bahan penyusunnya. Dalam prakteknya komposit terdiri dari suatu bahan utama (matrik - matrix) dan suatu jenis penguatan (reinforcement) yang ditambahkan untuk meningkatkan kekuatan dan kekakuan matrik. Penguatan ini biasanya dalam bentuk serat (fibre, fiber).<br />Sekarang, pada umumnya komposit yang dibuat manusia dapat dibagi kedalam tiga kelompok utama:<br />1. Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites – PMC)<br />2. Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composites – MMC)<br />3. Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites – CMC)<br />Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites – PMC) – Bahan ini merupakan bahan komposit yang sering digunakan disebut, Polimer Berpenguatan Serat (FRP – Fibre Reinforced Polymers or Plastics) – bahan ini menggunakan suatu polimer-berdasar resin sebagai matriknya, dan suatu jenis serat seperti kaca, karbon dan aramid (Kevlar) sebagai penguatannya.<br />Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composites – MMC) – ditemukan berkembang pada industri otomotif, bahan ini menggunakan suatu logam seperti aluminium sebagai matrik dan penguatnya dengan serat seperti silikon karbida.<br />Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites – CMC) – digunakan pada lingkungan bertemperatur sangat tinggi, bahan ini menggunakan keramik sebagai matrik dan diperkuat dengan serat pendek, atau serabut-serabut (whiskers) dimana terbuat dari silikon karbida atau boron nitrida<br />Komposit Matrik Polimer<br />Sistem resin seperti epoksi dan poliester mempunyai batasan penggunaan dalam manufaktur strukturnya, dikarenakan sifat-sifat mekanik tidak terlalu tinggi dibandingkan sebagai contoh sebagian besar logam. Bagaimanapun, bahan tersebut mempunyai sifat-sifat yang diinginkan, sebagian besar khususnya kemampuan untuk dibentuk dengan mudah kedalam bentuk yang rumit.<br />Bahan seperti kaca, aramid dan boron mempunyai kekuatan tarik dan kekuatan tekan yang luar biasa tinggi tetapi dalam ‘bentuk padat’ sifat-sifat ini tidak muncul. Hal ini berkenaan dengan kenyataan ketika ditegangkan, serabut retak permukaan setiap bahan menjadi retak dan gagal dibawah titik tegangan patah teoritisnya. Untuk mengatasi permasalahan ini, bahan diproduksi dalam bentuk serat, sehingga, meskipun dengan jumlah serabut retak yang terjadi sama, serabut retak tersebut terbatasi dalam sejumlah kecil serat dengan memperlihatkan sisa kekuatan teoritis bahan. Oleh karena itu seikat serat akan mencerminkan lebih akurat kinerja optimum bahan. Bagaimanapun juga satu serat dapat hanya memperlihatkan sifat-sifat kekuatan tarik sesuai panjang serat, seperti halnya serat dalam suatu tali.<br />Jika sistem resin dikombinasikan dengan serat penguat seperti kaca, karbon dan aramid, sifat-sifat yang luarbiasa dapat diperoleh. Matrik resin menyebarkan beban yang dikenakan terhadap komposit antara setiap individu serat dan juga melindungi serat dari kerusakan karena abrasi dan benturan. Kekuatan dan kekakuan yang tinggi, memudahkan pencetakan bentuk yang rumit, ketahanan terhadap lingkungan yang tinggi dengan berat jenis rendah, membuat kesimpulan komposite lebih superior terhadap logam dalam banyak aplikasi.<br />Bila Komposit Matrik Polimer mengabungkan sistem resin dan serat penguat, sifat-sifat yang dihasilkan bahan komposit akan memadukan beberapa hal sifat-sifat yang dimiliki oleh resin dan yang dimiliki oleh serat.<br />Secara umum, sifat-sifat komposit ditentukan oleh:<br />1. Sifat-sifat serat<br />2. Sifat-sifat resin<br />3. Rasio serat terhadap resin dalam komposit (Fraksi Volume Serat – Fibre Volume Fraction)<br />4. Geometri dan orientasi serat pada komposit<br />Bahan komposit dibentuk pada saat yang sama ketika struktur tersebut dibuat. Hal ini berarti bahwa orang yang membuat struktur menciptakan sifat-sifat bahan komposit yang dihasilkan, dan juga proses manufaktur yang digunakan biadanya merupakan bagian yang kritikal yang berperanan menentukan kinerja struktur yang dihasilkan.<br />Pembebanan<br />Terdapat empat beban langsung utama dimana setiap bahan dalam suatu struktur harus menahannya: tarik, tekan, geser/lintang dan lentur<br />Tarik<br />Gambar dibawah memperlihatkan beban tarik yang diterapkan pada suatu komposit. Reaksi komposit terhadap beban tarik sangat tergantung pada sifat kekakuan dan kekuatan tarik dari serat penguat, dimana jauh lebih tinggi dibandingkan dengan resinnya.<br />Tekan<br />Gambar dibawah ini memperlihatkan suatu komposit dibawah beban tekan. Disini sifat daya rekat dan kekakuan dari sistem resin adalah penting, sebagaimana resin menjaga serat sebagai kolom lurus dan menjaganya dari tekukan (buckling)<br />Geser/Lintang<br />Gambar dibawah ini memperlihatkan suatu komposit dikenakan beban geser. Beban ini mencoba untuk meluncurkan setiap lapisan seratnya. Dibawah beban geser resin memainkan peranan utama, memindahkan tegangan melintang komposit. Untuk membuat komposit tahan terhadap beban geser, unsur resin harus tidak hanya mempunyai sifat-sifat mekanis yang baik tetapi juga daya rekat yang tinggi terhadap serat penguat.<br />Lenturan<br />Beban lentursebetulnya merupakan kombinasi beban tarik, tekan dan geser. Ketika beban seperti diperlihatkan, bagian atas terjadi tekan, bagian bawah terjadi tarik dan bagian tengah lapisan terjadi geser.<br />Sistem-sistem Resin<br />Apapun sistem resin yang digunakan dalam bahan komposit akan memerlukan sifat-sifat berikut:<br />1. Sifat-sifat mekanis yang bagus<br />2. Sifat-sifat daya rekat yang bagus<br />3. Sifat-sifat ketangguhan yang bagus<br />4. Ketahanan terhadap degradasi lingkungan bagus<br />Sifat-sifat Mekanis Sistem Resin<br />Gambar dibawah memperlihatkan kurva tegangan/regangan untuk suatu sistem resin ideal. Kurva untuk resin menunjukkan kekuatan puncak tinggi, kekakuan tinggi (ditunjukkan dengan kemiringan awal) dan regangan tinggi terhadap kegagalan. Hal ini berarti bahwa resin pada awalnya kaku tetapi pada waktu yang sama tidak akan mengalami kegagalan getas.<br />Seharusnya dicatat dimana ketika suatu komposit di bebani tarik, untuk mencapai sifat-sifat mekanis yang optimal dari komponen serat, resin harus mampu berubah panjang paling tidak sama dengan serat. Gambar dibawah ini memberikan regangan terhadap kegagalan yang dimiliki untuk serat kaca-E, serat kaca-S, serat aramid, dan serat karbon berkekuatan tinggi (yaitu bukan dalam bentuk komposit). Disini terlihat, sebagai contoh, serat kaca-S dengan perpanjangan 5,3%, akan membutuhkan resin dengan perpanjangan paling tidak sama dengan nilai tersebut untuk mencapai sifat tarik yang maksimum.<br /> <br />Sifat-sifat Daya rekat Sistem Resin<br />Daya rekat yang tinggi antara resin dan serat penguat diperlukan untuk apapun jenis sistem resin. Hal ini akan menjamin bahwa beban dipindahkan secara efisiensi dan akan menjaga pecahnya atau lepasnya ikatan serat dan resin ketika ditegangkan.<br />Sifat Ketangguhan Sistem Resin<br />Ketangguhan adalah suatu ukuran dari ketahanan bahan terhadap propaganda retak, tetapi dalam komposit hal ini akan susah untuk diukur secara akurat. Bagaimanapun juga, kurva tegangan dan regangan yang dimiliki sistem resin menyediakan beberapa indikasi ketangguhan bahan. Sistem resin dengan regangan terhadap kegagalan yang rendah akan cenderung menciptakan komposit yang getas, dimana retak dapat mudah terjadi.<br />Sifat terhadap Lingkungan Sistem Resin<br />Ketahanan terhadap lingkungan, air dan substansi agresif lain yang bagus, bersama-sama dengan kemampuan untuk bertahan terhadap siklus tegangan konstan, adalah sifat yang paling esensi untuk apapun jenis sistem resin. Sifat-sifat ini secara khusus penting untuk penggunaan pada lingkungan lautNurfianahttp://www.blogger.com/profile/16480514002536816992noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8100274239976320423.post-54372514866460040902010-03-31T20:03:00.000-07:002010-03-31T20:06:09.243-07:00BETONSelamat buat adekku… dek Dhora dan Nila, adik kelas di SMA I PONOROGO yang mendapatkan medali emas dalam Indonesian Science Project Olympiad 2010. mereka berhasil membuat beton bangunan yang kuat, ringan, dan bernilai ekonomis tinggi. Salut buat mereka. Tiga tahun sekolah di SMA N I Ponorogo, dahulu hanya ada 1 anak yang bisa jebol medali perak dalam ajang olimpiade internasional. Tahun ini alhamdulillah bisa dua anak ya meskipun mereka berkelompok.<br />Sebagai mahasiswa Kimia, kita harus tahu dan kenal dengan beton. Meskipun nantinya yang banyak menggunakan adalah anak-anak teknik sipil.<br />BETON<br />Beton akan awet/tahan lama bila mempunyai ketahanan terhadap pengaruh cuaca, zat-zat kimia dalam air, pengaruh reaksi kimia yang terjadi dalam betonnya sendiri, keausan (abrasi) dan berkemampuan menahan beban.<br />Beton akan jauh lebih awet bila kedap air atau permeabilitasnya rendah, air di permukaan beton tidak tembus ke dalam sehingga tidak terjadi reaksi kimia di dalam beton karena zat kimia lebih reaktif bila terjadi larutan.<br />Selain beberapa faktor lain sifat kedap air dari beton ditentukan mutu mortar/semen, karena secara langsung menentukan kepadatan atau porositas beton, bila beton mempunyai volume mortar yang cukup mudah dikerjakan, waktu digetar untuk pemadatan memberi respon baik dan menutup permukaan cetakan sampai merata.<br />Bila kekurangan mortar, beton akan kaku/sukar dikerjakan dan mudah terjadi segregasi, sedang bila berlebihan maka beton terlalu plastis/sticky akan memperbesar resiko susut dan terjadi retak plastis.<br />Agregat halus atau disebut pasir sangat berperanan menentukan mudahnya pengerjaan (workability), kekuatan (strength) dan tingkat keawetan beton (durability), karenanya mutu pasir perlu dikendalikan agar dihasilkan beton yang lebih seragam.<br />Pasir sebagai pembentuk mortar bersama dengan semen dan air, yang berfungsi mengikat agregat kasar menjadi satu-kesatuan yang kompak dan kuat sedangkan baik-tidaknya ikatan ini tergantung dari mutu dan kekuatan mortarnya.<br />Butiran halus pada pasir sangat diperlukan untuk mengendalikan workability dan menghasilkan kepadatan maksimal, bila butiran halus kurang dari 5% dan pasir kasar 10-15% dicampur dengan agregat kasar (kerikil/batu pecah) maka tidak tercapai beton yang padat dan kedap air, kekuatan dan keawetan berkurang, beton kaku, timbul bleeding dan segregasi.<br />Faktor yang menentukan mutu beton dan masing-masing faktor saling mempengaruhi yaitu mutu dan sifat bahan dasar, susunan campuran bahan, cara pelaksanaan, teknik pengerjaan dan cara perawatan, sedangkan pengaruh pasir terhadap kekuatan dan keawetan beton dapat dilihat pada dua segi yaitu:<br />• Peranan pasir sebagai pembentuk mortar (mortar berperanan sangat penting dan mempunyai fungsi sebagai pengendali workability, pemberi daya rekat dan kekuatan, pengendali keawetan beton) <br />• Pengaruh pasir terhadap mutu mortar dan beton yaitu agar mortar berfungsi seperti di atas maka susunan campuran mortar dan beton dihitung dengan cermat serta mempertimbangkan susunan besar butir (grading), kadar semen dan faktor air semen (butiran semen portland sangat kecil dengan luas permukaan spesifik antara 280-360 m3/kg dicampur air terjadi reaksi hidrasi maka terbentuk gel semen yang akan menutupi dan mengisi celah permukaan agregat dalam beton, makin lama reaksi berjalan pada suhu yang sesuai makin banyak gel semen terbentuk yang berpori- pori sangat kecil dan selalu terisi air yang menjaga kestabilan struktur gel dalam pasta semen). <br />BETON RINGAN<br />Teknologi material bahan bangunan berkembang terus, salah satunya beton ringan aerasi (Aerated Lightweight Concrete/ALC) atau sering disebut juga (Autoclaved Aerated Concrete/ AAC). Sebutan lainnya Autoclaved Concrete, Cellular Concrete, Porous Concrete, di Inggris disebut Aircrete and Thermalite.<br /> Beton ringan AAC ini pertama kali dikembangkan di Swedia pada tahun 1923 sebagai alternatif material bangunan untuk mengurangi penggundulan hutan. Beton ringan AAC ini kemudian dikembangkan lagi oleh Joseph Hebel di Jerman di tahun 1943. Hasilnya, beton ringan aerasi ini dianggap sempurna, termasuk material bangunan yang ramah lingkungan, karena dibuat dari sumber daya alam yang berlimpah. Sifatnya kuat, tahan lama, mudah dibentuk, efisien, dan berdaya guna tinggi. Di Indonesia sendiri beton ringan mulai dikenal sejak tahun 1995, saat didirikannya PT Hebel Indonesia di Karawang Timur, Jawa Barat.<br /> Pembuatan beton ringan ini pada prinsipnya membuat rongga udara di dalam beton. Ada tiga macam cara membuat beton aerasi, yaitu :<br />• Yang paling sederhana yaitu dengan memberikan agregat/campuran isian beton ringan. Agregat itu bisa berupa batu apung, stereofoam, batu alwa, atau abu terbang yang dijadikan batu. <br />• Menghilangkan agregat halus (agregat halusnya disaring, contohnya debu/abu terbangnya dibersihkan). <br />• Meniupkan atau mengisi udara di dalam beton. Cara ketiga ini terbagi lagi menjadi secara mekanis dan secara kimiawi. <br /> Proses pembuatan beton ringan atau Autoclaved Aerated Concrete secara kimiawi kini lebih sering digunakan. Sebelum beton diproses secara aerasi dan dikeringkan secara autoclave, dibuat dulu adonan beton ringan ini. Adonannya terdiri dari pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit gypsum, air, dan dicampur alumunium pasta sebagai bahan pengembang (pengisi udara secara kimiawi). Setelah adonan tercampur sempurna, nantinya akan mengembang selama 7-8 jam. Alumunium pasta yang digunakan dalam adonan tadi, selain berfungsi sebagai pengembang ia berperan dalam mempengaruhi kekerasan beton. Volume aluminium pasta ini berkisar 5-8 persen dari adonan yang dibuat, tergantung kepadatan yang diinginkan. Adonan beton aerasi ini lantas dipotong sesuai ukuran.<br /> Adonan beton aerasi yang masih mentah ini, kemudian dimasukkan ke autoclave chamber atau diberi uap panas dan diberi tekanan tinggi. Suhu di dalam autoclave chamber sekitar 183 derajat celsius. Hal ini dilakukan sebagai proses pengeringan atau pematangan. Kenapa tidak dijemur saja? Kalau adonan ini dijemur di bawah terik matahari hasilnya kurang maksimal karena tidak bisa stabil dan merata hasil kekeringannya. <br />Rongga Udara Dari Reaksi Kimia<br /> Saat pencampuran pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit gypsum, air, dan dicampur alumunium pasta ini terjadi reaksi kimia. Bubuk alumunium bereaksi dengan kalsium hidroksida yang ada di dalam pasir kwarsa dan air sehingga membentuk hidrogen. Gas hidrogen ini membentuk gelembung-gelembung udara di dalam campuran beton tadi. Gelembung-gelembung udara ini menjadikan volumenya menjadi dua kali lebih besar dari volume semula. Di akhir proses pengembangan atau pembusaan, hidrogen akan terlepas ke atmosfir dan langsung digantikan oleh udara. Nah, rongga-rongga udara yang terbentuk ini yang membuat beton ini menjadi ringan.<br /> Meskipun hidrogennya hilang, tekstur beton tetap padat tetapi lembut. Sehingga mudah dibentuk balok, atau palang sesuai kebutuhan. Untuk membentuknya adonan cukup dipotong dengan kawat sesuai ukuran yang diinginkan. Selanjutnya, dimasukkan ke dalam autoclave chamber selama 12 jam. Selama proses pengerasan ini berlangsung, saat temperatur mencapai 190 derajat celsius, dan tekanannya mencapai 12 bar atau 174 psi, pasir kwarsa bereaksi dengan kalsium hidroksida menjadi kalsium hidrat silika. Pada proses ini menentukan kekuatan atau kekerasan beton aerasi.<br /> Setelah keluar dari autoclave chamber, beton ringan aerasi ini sudah siap digunakan sebagai konstruksi bangunan. Jika ditimbang beton ringan aerasi yang sudah jadi ini 80 persen bobotnya adalah udara. Meskipun berupa rongga udara, beton ringan aerasi dapat menahan beban hingga 1200 psi.<br />Satu Adonan Bisa Apa Saja<br /> Dengan kehadiran AAC menciptakan sistem membangun yang menyeluruh dan lengkap. Singkatnya sebuah gedung atau rumah dari pondasi hingga ke atap cukup satu material saja yaitu beton AAC. Hal ini tak lepas dari keserbabisaan material ini yang mudah dibentuk.<br /> Produk AAC bisa berupa batu bata beton, panel dinding, lintel (balok beton), panel lantai, atap, serta kusen atau ambang pintu dan jendela. Beberapa produk ada yang diperkuat lagi dengan ditanamkan besi beton di dalamnya. Salah satu contoh untuk panel dinding atau panel lantai.<br /> Dengan memanfaatkan semua produk AAC ini dapat membuat struktur bangunan sekaligus. AAC mempermudah proses konstruksi, membangun rumah atau gedung seperti bermain LEGO (permainan menyusun balok kubus) saja.<br /> Ukuran beton ringan aerasi ini sangat akurat, sehingga meminimalkan sisa-sisa bahan bangunan yang tak terpakai. Misalnya untuk membentuk dinding rumah, pada sudut dinding ini sisi-sisi batu bata beton bisa saling mengisi mengikuti pola geometri tertentu, tak perlu memotong atau tiang cor untuk pengikat dinding. Untuk pemasangan panel dinding atau panel atap ada plat besi yang dirancang untuk mengikatnya dengan paku.<br /> Beton AAC tak sekuat beton konvensional. Perbandingannya hanya 1/6 dari kekuatan beton konvensional, sehingga perlu perlakuan khusus untuk digantungi benda yang cukup berat misalnya wastafel, lemari atau blok kitchen set. Dengan menggunakan paku jenis tertentu benda-benda yang cukup berat tadi tetap dapat kokoh tergantung. Beton AAC dijamin tidak ambrol.<br /> Batu bata beton AAC ini perlu perekat semen. Bisa dengan semen biasa, tetapi untuk hasil yang maksimal ada semen khusus yang memiliki daya rekat yang lebih tinggi, contohnya Prime Mortar. Hanya perlu sedikit semen untuk merekatkan. Cukup 2-3 mm saja. Untuk hasil akhirnya dinding dilapisi lagi dengan plester semen tipis.<br />Kelebihan AAC:<br />1. Balok AAC mudah dibentuk. Dengan cepat dan akurat dipotong atau dibentuk untuk memenuhi tuntutan dekorasi gedung. Alatnya cukup menggunakan alat pertukangan kayu. <br />2. Karena ukurannya yang akurat tetapi mudah dibentuk, meminimalkan sisa-sisa bahan bangunan yang tak terpakai. <br />3. AAC mempermudah proses konstruksi. Untuk membangun sebuah gedung dapat diminimalisir produk yang akan digunakan. Misalnya tidak perlu batu atau kerikil untuk mengisi lantai beton. <br />4. Bobotnya yang ringan mengurangi biaya transportasi. Apalagi pabrik AAC dibangun sedekat mungkin dengan konsumennya. <br />5. Karena ringan, tukang bangunan tidak cepat lelah. Cepat dalam pengerjaan. <br />6. Semennya khusus cukup 3 mm saja. <br />7. mengurangi biaya struktur besi sloff atau penguat. <br />8. mengurangi biaya penguat atau pondasi <br />9. waktu pembangunan lebih pendek. <br />10. tukang yang mengerjakan lebih sedikit <br />11. sehingga secara keseluruhan bisa lebih murah dan efisien <br />12. Tahan panas dan api, karena berat jenisnya rendah. <br />13. Kedap suara <br />14. Tahan lama kurang lebih sama tahan lamanya dengan beton konvensional <br />15. Kuat tetapi ringan, karena tidak sekuat beton. Perlu perlakuan khusus. dibebani AC menggunakan fisher FTP, Wastafel fisher plug FX6/8, panel dinding fisher sistem injeksi. <br />16. Anti jamur <br />17. Tahan gempa <br />18. Anti serangga <br />19. Biaya perawatan yang sedikit, bangunan tak terlalu banyak mengalami perubahan atau renovasi hingga 20 tahun. <br />20. Nyaman <br />21. Aman, karena tidak mengalami rapuh, bengkok, berkarat, korosi. <br />Perawatan:<br />1. 70% AAC berpori tetapi masing-masing pori independen sehingga tidak menyerap air <br />2. Tetap harus diplester <br />SUMBER:<br />Isma Rosdianti UG Student JournalismNurfianahttp://www.blogger.com/profile/16480514002536816992noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8100274239976320423.post-89428909793891228622010-03-31T20:02:00.001-07:002010-03-31T20:02:39.649-07:00Plastik Eksklusifinilah beberapa plastik eksklusif<br />1) Starlite adalah komposit plastik tahan terhadap sinar laser dan mampu menahan sengatan suhu sampai 10.000oC, padahal tidak ada logam yang mampu bertahan pada suhu ini. Starlite telah diakui NATO untuk digunakan landasan pesawat induk. Sedangkan NASA akan memanfaatkan sebagai pelapis pesawat ulang-alik atau tangki roket pendorongnya. NASA juga melaku¬¬kan uji coba simulasi penggunaan Starlite dapat digunakan sebagai pelapis dinding bangunan reactor PLTN yang dapat menyebabkan semburan panas ribuan derajat. Komposit Starlite terbuat dari 21 jenis polimer, sejumlah ko-polimer keramik dan bahan aditif. Komposit biasanya merupakan campuran dua macam polimer, yaitu matriks dan serat. Bahan matriks biasanya dari jenis polyester, polyurethane atau epoxy. Sedang seratnya berupa serat karbon, atau Kevlar. Didalam pembuatan starlite dipergunakan kopolimer yang mampu mendorong polimer plastik itu membentuk sejumlah besar gugus radikal, kemudian gugus radikal itu yang membuat ikatan menjadi lebih kukuh dan tahan suhu tinggi.<br />2) Plastik Kynar (polyvinylidene difluoride, PVDF) dapat diguna¬kan sebagai membrane mikrofon TV yang setipis kertas, sensor debu satelit, sensor pengukur aliran darah, sensor tekanan ditempat peledakan nuklir bawah tanah, bahkan pembuat panel pembangkit tenaga listrik di dasar lautan. Plastik Kynar Piezo Film adalah plastik tahan cuaca, jernih bagai kristal, lentur bak kertas dan mampu mengindera nafas bayi maupun debu bintang berekor. Kynar adalah versi lebih canggih dibandingkan plastik Saran (Polyvinylidene dichlorida, PVDC). Kynar peka terhadap sinar infra merah yang dipancarkan tubuh manusia sehingga dapat dipakai sebagai sensor untuk mengetahui kedatangan seseorang. Kynar bila mendapat tekanan akan menghasilkan arus listrik, yang disebut gejala piezoelektrik. Lapisan PVDF di kepalan tangan dan telapak kaki, dapat dipakai untuk mengin¬dera kekuatan pukulan dan tendangan regu karate Olimpiade AS. Para pelatih sepak bola menggunakan PVDF sebagai sensor sederhana untuk mengukur kekuatan tendangan para pemainnya.<br />3) Bom plastik Semtex sudah dikenal di pelataran logistic militer sejak perang dunia II. Meskipun kekuatannya hanya 1/3 TNT (trinitrotoluene), namun dua kali dibandingkan kekuatan dinamit. Semtex merupakan campuran beberapa bahan eksplosif dan bahan baku plastik. Sifat semtex sebagai produk baru dari komposisi diatas, mempunyai sifat lebih jinak terhadap pengaruh panas maupun tekanan. Jenis lain dari bom plastik yang tidak mengandung unsur logam adalah C-4.<br />4) Helm tentara yang terbuat dari baja bisa digantikan dengan helm plastik yang disebut plastik Kevlar yang mampu tahan peluru. Komposit ini terbuat dari bahan fenolik-polivinil-butirat dengan serat penguat buatan Du Pont. Rompi tahan peluru Presiden Reagen mempergunakan jenis plastik Kevlar.<br />5) Poliasetilen. Selama ini dunia mengenal benda penghantar arus listrik adalah bahan logam, sedangkan plastik tidak dapat menghantarkan arus listrik, oleh karena itu plastik selalu dipergunakan sebagai penyekat kabel listrik. Namun akhirnya ditemukan jenis plastik poliasetilen yang mampu sebagai penghantar arus listrik. Sifat plastik yang mampu bertindak sebagai konduktor tersebut dimanfaatkan dalam bentuk baterei plastik yang kualitasnya lebih baik dibanding baterei konven¬sional.<br />Sumber:<br />Prof. Dra. Neng Sri Suharty, M.Sc, Ph.D.Nurfianahttp://www.blogger.com/profile/16480514002536816992noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-8100274239976320423.post-77533746037264166582010-03-31T20:01:00.001-07:002010-03-31T20:01:46.463-07:00PLASTIK, LIMBAH PLASTIK, DAN RE CYCLEPlastik merupakan suatu bahan polimer yang tidak mudah terdekomposisi oleh mikroorganisme pengurai karena sifat-sifat khusus yang dimilikinya yaitu suatu polimer rantai panjang sehingga bobot molekulnya tinggi di mana atom-atom penyusunnya saling mengikat satu sama lain. Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset. Thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastic. Tanda pengenal plastik itu sendiri dibagi menjadi 7 kelompok, yaitu angka 1, angka 2, angka 3, angka 4, angka 5, angka 6, dan angka 7 yang masing-masing memiliki karakteristik khusus.<br /><br />Plastik yang kodenya angka 1 atau Polyetilene tereftalat (PET) merupakan polyester linier yang mempunyai titik leleh 2650C. Plastik jenis ini berwarna jernih atau transparan dan banyak dipakai untuk botol air mineral, jus, dan hampir semua botol minuman ringan lain. Polimer ini dibuat dari reaksi polikondensasi yang dipreparasi dari asam tereftalat dan etilena glikol, biasanya dibuat dalam bentuk padatan atau dalam larutan dengan memakai etilena glikol berlebih untuk menaikkan laju esterifikasi.<br /><br />Akibat dari semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya maka bertambah pula buangan/limbah yang dihasilkan. Limbah/buangan yang ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat sering disebut limbah domestik atau sampah. Limbah tersebut menjadi permasalahan lingkungan karena kuantitas maupun tingkat bahayanya mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya. Selain itu aktifitas industri yang kian meningkat tidak terlepas dari isu lingkungan. Industri selain menghasilkan produk juga menghasilkan limbah. Dan bila limbah industri ini dibuang langsung ke lingkungan akan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan.<br /><br />Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestic (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.Jenis limbah pada dasarnya memiliki dua bentuk yang umum yaitu; padat dan cair, dengan tiga prinsip pengolahan dasar teknologi pengolahan limbah;<br /><br />Limbah dihasilkan pada umumnya akibat dari sebuah proses produksi yang keluar dalam bentuk %scrapt atau bahan baku yang memang sudah bisa terpakai. Dalam sebuah hukum ekologi menyatakan bahwa semua yang ada di dunia ini tidak ada yang gratis. Artinya alam sendiri mengeluarkan limbah akan tetapi limbah tersebut selalu dan akan dimanfaatkan oleh makhluk yang lain. Prinsip ini dikenal dengan prinsip Ekosistem (ekologi sistem) dimana makhluk hidup yang ada di dalam sebuah rantai pasok makanan akan menerima limbah sebagai bahan baku yang baru.<br /><br />Limbah Plastik<br /><br />Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis, dan kimia. Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset. Thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastic.<br /><br />Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus meningkat. Data BPS tahun 1999 menunjukkan bahwa volume perdagangan plastik impor Indonesia, terutama polipropilena (PP) pada tahun 1995 sebesar 136.122,7 ton sedangkan pada tahun 1999 sebesar 182.523,6 ton, sehingga dalam kurun waktu tersebut terjadi peningkatan sebesar 34,15%. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya. Sebagai konsekuensinya, peningkatan limbah plastikpun tidak terelakkan. Menurut Hartono (1998) komposisi sampah atau limbah plastik yang dibuang oleh setiap rumah tangga adalah 9,3% dari total sampah rumah tangga. Di Jabotabek rata-rata setiap pabrik menghasilkan satu ton limbah plastik setiap minggunya. Jumlah tersebut akan terus bertambah, disebabkan sifat-sifat yang dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk, tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat berkarat, dan pada akhirnya akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan. (YBP, 1986). <br /><br />Plastik juga merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang cukup berahaya bagi lingkungan. Limbah daripada plastik ini sangatlah sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Oleh karena itu penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak bersahabat ataupun konservatif bagi lingkungan apabila digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu. Sedangkan di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya kita yang berada di Indonesia,penggunaan bahan plastik bisa kita temukan di hampir seluruh aktivitas hidup kita. Padahal apabila kita sadar, kita mampu berbuat lebih untuk hal ini yaitu dengan menggunakan kembali (reuse) kantung plastik yang disimpan di rumah. Dengan demikian secara tidak langsung kita telah mengurangi limbah plastik yang dapat terbuang percuma setelah digunakan (reduce). Atau bahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle). Bayangkan saja jika kita berbelanja makanan di warung tiga kali sehari berarti dalam satu bulan satu orang dapat menggunakan 90 kantung plastik yang seringkali dibuang begitu saja. Jika setengah penduduk Indonesia melakukan hal itu maka akan terkumpul 90×125 juta=11250 juta kantung plastik yang mencemari lingkungan. Berbeda jika kondisi berjalan sebaliknya yaitu dengan penghematan kita dapat menekan hingga nyaris 90% dari total sampah yang terbuang percuma. Namun fenomena yang terjadi adalah penduduk Indonesia yang masih malu jika membawa kantung plastik kemana-mana. Untuk informasi saja bahwa di supermarket negara China, setiap pengunjung diwajibkan membawa kantung plastik sendiri dan apabila tidak membawa maka akan dikenakan biaya tambahan atas plastik yang dikeluarkan pihak supermarket.<br /><br />Pengelolaan Limbah Plastik Dengan Metode Recycle (Daur Ulang)<br /><br />Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle). Di Indonesia, pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumah tangga umumnya adalah dengan pemakaian kembali dengan keperluan yang berbeda, misalnya tempat cat yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot atau ember. Sisi jelek pemakaian kembali, terutama dalam bentuk kemasan adalah sering digunakan untuk pemalsuan produk seperti yang seringkali terjadi di kota-kota besar (Syafitrie, 2001).<br /><br />Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah plastik dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan (biji, pellet, serbuk, pecahan), limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya (Sasse et al.,1995).<br /><br />Terdapat hal yang menguntungkan dalam pemanfaatan limbah plastik di Indonesia dibandingkan negara maju. Hal ini dimungkinkan karena pemisahan secara manual yang dianggap tidak mungkin dilakukan di negara maju, dapat dilakukan di Indonesia yang mempunyai tenaga kerja melimpah sehingga pemisahan tidak perlu dilakukan dengan peralatan canggih yang memerlukan biaya tinggi. Kondisi ini memungkinkan berkembangnya industri daur ulang plastik di Indonesia (Syafitrie, 2001).<br /><br />Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang-barang plastik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik (80%) dapat diproses kembali menjadi barang semula walaupun harus dilakukan pencampuran dengan bahan baku baru dan additive untuk meningkatkan kualitas (Syafitrie, 2001). Menurut Hartono (1998) empat jenis limbah plastik yang populer dan laku di pasaran yaitu polietilena (PE), High Density Polyethylene (HDPE), polipropilena (PP), dan asoi.<br /><br />Plastik Daur Ulang Sebagai Matriks<br /><br />Di Indonesia, plastik daur ulang sebagian besar dimanfaatkan kembali sebagai produk semula dengan kualitas yang lebih rendah. Pemanfaatan plastik daur ulang sebagai bahan konstruksi masih sangat jarang ditemui. Pada tahun 1980 an, di Inggris dan Italia plastik daur ulang telah digunakan untuk membuat tiang telepon sebagai pengganti tiang-tiang kayu atau besi. Di Swedia plastik daur ulang dimanfaatkan sebagai bata plastik untuk pembuatan bangunan bertingkat, karena ringan serta lebih kuat dibandingkan bata yang umum dipakai (YBP, 1986).<br /><br />Pemanfaatan plastik daur ulang dalam bidang komposit kayu di Indonesia masih terbatas pada tahap penelitian. Ada dua strategi dalam pembuatan komposit kayu dengan memanfaatkan plastik, pertama plastik dijadikan sebagai binder sedangkan kayu sebagai komponen utama; kedua kayu dijadikan bahan pengisi/filler dan plastik sebagai matriksnya. Penelitian mengenai pemanfaatan plastik polipropilena daur ulang sebagai substitusi perekat termoset dalam pembuatan papan partikel telah dilakukan oleh Febrianto dkk (2001). Produk papan partikel yang dihasilkan memiliki stabilitas dimensi dan kekuatan mekanis yang tinggi dibandingkan dengan papan partikel konvensional. Penelitian plastik daur ulang sebagai matriks komposit kayu plastik dilakukan Setyawati (2003) dan Sulaeman (2003) dengan menggunakan plastik polipropilena daur ulang. Dalam pembuatan komposit kayu plastik daur ulang, beberapa polimer termoplastik dapat digunakan sebagai matriks, tetapi dibatasi oleh rendahnya temperatur permulaan dan pemanasan dekomposisi kayu <br /><br /><br />SUMBER:<br />PKM GT kimia 2009<br />www.rizal_tirta.comNurfianahttp://www.blogger.com/profile/16480514002536816992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8100274239976320423.post-41924161654527924252010-03-31T20:00:00.001-07:002010-03-31T20:00:54.847-07:00Joyful Learning melalui Pendekatan SETSOleh: Yuni Nurfiana<br />Pembelajaran Kimia idealnya dikemas semenarik mungkin sehingga peserta didik memiliki motivasi untuk mau belajar Kimia lebih dalam. Karena Kimia bukan saja pelajaran yang berguna untuk satu profesi, akan tetapi pelajaran Kimia itu memiliki kegunaan untuk semua profesi manusia. Bahkan manusia yang tidak berprofesi pun sesungguhnya sangat membutuhkan pemahaman akan Kimia. Kimia memang menyelimuti alam semesta ini. <br />Seperti yang diungkapkan Prof AK Prodjosantosa dalam kuliah Kimia Anorganik 29 Maret 2010, apabila pembelajaran Kimia itu tidak menarik, pasti guru Kimia tersebut tidak akan popular dan membuat Kimia pun tidak popular juga. Maka perlunya seorang guru mampu mengemas pembelajaran Kimia yang menarik. Peserta didik perlu ditunjukkan untuk apa belajar materi itu dan apa kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.<br />Di dalam kurikulum 2006, disebutkan bahwa Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia mempunyai karakteristik sama dengan IPA. Karakteristik tersebut adalah objek ilmu kimia, cara memperoleh, serta kegunaannya. Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di SMA/MA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) temuan ilmuwan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk.<br />Pada dasarnya dalam kehidupan manusia, unsur sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat itu saling berkaitan satu sama lain. Hal ini semakin memperoleh pembenaran ketika masing-masing individu manusia harus hidup bermasyarakat dan sebagai bagian masyarakat harus berinteraksi dengan alam sebagai habitat hidupnya. Dari sana kemudian mereka mengenal fenomena alam yang selanjutnya dikenal sebagai sains dan mereka ambil manfaatnya untuk memenuhi ambisi kemanusiaannya dalam bentuk teknologi untuk memperoleh kemudahan atau kemanfaatan dalam proses kehidupan individu maupun bermasyarakat. Oleh karena itu aneh apabila dalam kegiatan pembelajaran sains di sekolah kita hanya memberi penekanan pada pemahaman konsep sains yang ingin diperkenalkan tanpa mengkaitkan dengan elemen lain yang meliputi lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Atas dasar itulah pembelajaran sains di sekolah yang berwawasan SETS (Science, Environment, Technology, and Society) <br /> SETS (Science, Environment, Technology, Society), bila<br />diterjemahkan dalam bahasa Indonesia memiliki kepanjangan Sains,<br />Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat. SETS diturunkan dengan<br />landasan filofofis yang mencerminkan kesatuan unsur SETS dengan<br />mengingat urutan unsur-unsur SETS dalam susunan akronim tersebut.<br />Dalam konteks pendidikan SETS, urutan ringkasan SETS<br />membawa pesan bahwa untuk menggunakan sains ke bentuk teknologi<br />dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dipikirkan berbagai implikasi<br />pada lingkungan secara fisik maupun mental.<br />Pendidikan SETS ditujukan untuk membantu peserta didik<br />mengetahui sains, perkembangannya dan bagaimana perkembangan<br />sains dapat mempengaruhi lingkungan, teknologi dan masyarakat<br />secara timbal balik. Program ini sekurang-kurangnya dapat membuka wawasan peserta didik hakikat pendidikan sains, lingkungan,<br />teknologi, dan masyarakat (SETS) secara utuh (Binadja, 1999: 3).<br />b. Cakupan Pendidikan SETS<br />Pendidikan SETS mencakup topik dan konsep yang<br />berhubungan dengan sains, lingkungan, teknologi dan hal-hal yang<br />berkenaan dengan masyarakat. SETS membahas tentang hal-hal<br />bersifat nyata, yang dapat dipahami, dapat dibahas dan dapat dilihat.<br />Membicarakan unsur-unsur SETS secara terpisah berarti perhatian<br />khusus sedang diberikan pada unsur SETS tersebut. Dari unsur ini<br />selanjutnya dicoba untuk menghubungkan keberadaan konsep sains<br />dalam semua unsur SETS agar bisa didapatkan gambaran umum dari<br />peran konsep tersebut dalam unsur-unsur SETS yang lainnya.<br />c. Penerapan Pendekatan SETS pada Pembelajaran di Sekolah<br />Penerapan SETS dalam pembelajaran untuk tingkat sekolah<br />disesuaikan dengan jenjang pendidikan siswa. Sebuah program untuk<br />memenuhi kepentingan peserta didik harus dibuat dengan<br />menyesuaikan tingkat pendidikan peserta didik tersebut. Topik-topik<br />yang menyangkut isi SETS di luar materi pengajaran dipersiapkan<br />oleh guru sesuai dengan jenjang pendidikan siswa.<br />Dalam pendidikan SETS, pendekatan yang paling sesuai<br />adalah pendekatan SETS itu sendiri. Sejumlah ciri atau karakteristik<br />dari pendekatan SETS (Binadja, 2000: 6) adalah:<br />1) Tetap memberi pengajaran sains.<br />2) Murid dibawa ke situasi untuk memanfaatkan konsep sains ke<br />bentuk teknologi untuk kepentingan masyarakat.<br />3) Murid diminta untuk berpikir tentang berbagai kemungkinan akibat<br />yang terjadi dalam proses pentransferan sains ke bentuk teknologi.<br />4) Murid diminta untuk menjelaskan keterhubungkaitan antara unsur<br />sains yang diperbincangkan dengan unsur-unsur lain dalam SETS<br />yang mempengaruhi keterkaitan antara unsur tersebut bila diubah<br />dalam bentuk teknologi berkenaan.<br />5) Dalam konteks kontruktivisme murid dapat diajak berbincang<br />tentang SETS dari berbagai macam titik awal tergantung<br />pengetahuan dasar yang dimiliki oleh siswa bersangkutan.<br />Di dalam pengajaran menggunakan pendekatan SETS murid<br />diminta menghubungkan antar unsur SETS. Maksudnya adalah<br />murid menghubungkaitkan antara konsep sains yang dipelajari dengan<br />benda-benda yang berkenaan dengan konsep tersebut pada unsur lain<br />dalam SETS, sehingga memungkinkan murid memperoleh gambaran<br />yang lebih jelas tentang keterkaitan konsep tersebut dengan unsur lain<br />dalam SETS baik dalam bentuk kelebihan maupun kekurangannya.<br /><br />Sumber:<br />Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar kurikulum 2006<br />Skripsi Ani Rosiyanti<br />Skripsi Asih PurwaningsihNurfianahttp://www.blogger.com/profile/16480514002536816992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8100274239976320423.post-88742360771038050212010-03-31T19:59:00.001-07:002010-03-31T19:59:39.476-07:00Garam Mandi; Ladang Bisnis NaCl lagiLagi-lagi sumber utamanya adalah garam NaCl. Garam NaCl ternyata tidak hanya untuk bumbu masakan. Garam NaCl ternyata juga dapat dijadikan bisnis jasa perawatan kulit seperti spa ataupun kesehatan dengan aromaterapi. Ya . . garam mandi. Berikut ini penjelasan tentang garam mandi dari http://www.ubb.ac.id<br />Garam mandi.<br /><br />Dalam buku harry's cosmeticology, garam mandi didefinisikan sebagai bahan aditif (tambahan) untuk keperluan mandi yang terdiri dari campuran garam nacl dengan bahan kimia anorganik lain yang mudah larut, kemudian diberi bahan pewangi (essentials oil), pewarna, dan mungkin juga senyawa enzim.<br />garam mandi ini dirancang untuk menimbulkan keharuman, efek pewarnaan air, kebugaran, kesehatan dan juga menurunkan kesadahan air.<br />komponen utama garam mandi adalah garam nacl yaitu sekira 90% - 95%. berdasarkan definisi di atas, maka jenis garam mandi dapat dibagi berdasarkan komposisi bahan penyusunnya yaitu hanya mengandung garam nacl dan garam anorganik, mengandung garam nacl dan garam anorganik plus essentials oils, mengandung garam nacl, garam anorganik, essentials oil dan pewarna, atau mengandung garam nacl, garam anorganik, essentials oil, pewarna dan enzim.<br />kegunaan garam mandi secara umum sangatlah beraneka ragam, di antaranya adalah untuk membersihkan tubuh saat berendam, menumbuhkan suasana relaks, menurunkan rasa stres, dan sebagai sarana refreshing. suasana relaks terutama akibat adanya campuran pewangi yang dipercaya dapat memengaruhi emosi serta suasana hati secara signifikan.<br />sedangkan fungsi khusus di bidang kesehatan terutama karena adanya garam nacl adalah untuk melenturkan otot yang tegang, mengurangi rasa nyeri pada otot yang sakit, menurunkan gejala inflamasi (peradangan), serta menyembuhkan infeksi.<br />untuk fungsi kecantikan, garam mandi antara lain dapat membantu menghaluskan kulit (cleansing), memacu pertumbuhan sel kulit sekaligus meremajakannya (rejuvenating).<br />garam mandi sekarang banyak digunakan di spa dan pusat pengobatan dengan sistem aromaterapi karena adanya kandungan essentials oils.<br /><br />Seperti itulah penjelasan tentang garam mandi. Namun penggunaan garam tetap harus berhati-hati. Jangan sampai melewati ambang batas maksimum. Semuanya itu akan berakibat buruk jika berlebihan. Kadar garam yang berlebihan di dalam tubuh akan dikeluarkan, hal ini juga mengakibatkan kalsium turut keluar. Jika terus berlangsung akan menyebabkan osteopeni, yaitu kepadatan tulang berkurang. kandungan garam normal di dalam tubuh sebesar 500 gram. Kondisi ini jika berlangsung terus-menerus akan menyebabkan osteoporosis. Osteoporosis akan diderita saat usia kita sudah menjelang usia tua. Mungkin saja di kalangan muda ini belum terjangkiti osteoporosis. Namun bisa jadi malah menderita rematik. Nah, kita kupas sebentar tentang rematik ya . . .<br /><br />REMATIK adalah salah satu penyakit yang lumrah di derita masyarakat Indonesia baik tua maupun muda. Penyakit ini menyerang sendi dan struktur jaringan penunjang di sekitar sendi sehingga dapat menimbulkan rasa nyeri. Dalam tingkat yang parah, rematik bahkan dapat menimbulkan kecacatan tetap, ketidakmampuan dan penurunan kualitas hidup.<br /><br />Di masyarakat, masih terus berkembang mitos dan anggapan yang salah mengenai penyakit ini. Padahal mitos-mitos ini menyesatkan bila dikaji dari sisi medis dan bisa merugikan penderita. <br /><br />Ahli penyakit dalam dan rheumatolog dari Divisi Rheumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Dr. Bambang Setyohadi, menjelaskan motis dan fakta seputar penyakit rematik. Berikut poin-poinnya : <br /><br />1. Sering mandi malam di usia muda memicu rematik di usia tua. Faktanya, sejauh ini belum ada bukti yang menguatkan bahwa mandi malam akan menyebabkan penyakit reumatik. Pada prinsipnya mandi malam atau mandi air dingin tidak menyebabkan rematik. "Pada penderita rematik, mandi air dingin memang bisa membuat otot kaku atau spasme. Kondisi tersebut biasanya membuat sendi tertekan sehingga menimbulkan rasa sakit," ujar Dr. Bambang saat peluncuran Senam Rematik.di Jakarta, Miinggu (25/5) kemarin.<br /><br />2. Makan kankung atau bayam sebabkan rematik. Tidak ada hasil penelitian yang menghubungkan antara bayam atau kangkung dengan riisko rematik. "Kalaupun yang harus dihindari, bila Anda ditakdirkan menderita rematik adalah makanan yang dapat memicu purin atau bahan yang akan diubah menjadi asam urat seperti jeroan, seafood atau minuman beralkohol," tegas Bambang. <br /><br />3. Semua penyakit rematik disebabkan asam urat. "Faktanya, hanya sekitar 10 persen saja pengidap rematik yang asam uratnya tinggi. Banyak pasien yang asam urat tinggi justru tidak mengalami rematik," kata Bambang. Menurutnya, asam urat dalam darah yang tinggi belum tentu akan menyebabkan rematik. "Penyakit rematik akan terjadi bila asam urat terkumpul dalam sendi dan membentuk endapan kristal monosodium urat. penyakit ini," terangnya.<br /><br />3. Penyakit rematik adalah penyakit tulang. Faktanya rematik adalah penyakit yang menyerang persendian tulang dan terdiri dari berbagai jenis diantaranya adalah osteoartritis dan reumatoid artritis. Osteoartritis paling sering menyerang sendi-sendi besar yang mendukung berat badan seperti sendi lulut, panggul, tulang belakang, punggung dan leher meski tidak tertutup kemungkinan menyerang daerah lain sementara reumatoid artiritis dikarenakan sistem imun yang menyerang lapisan atau membran sinovial sendi clan melibatkan seluruh organ-organ tubuh, dapat menyebabkan kecacatan. <br /><br />4. Penyakit rematik hanya mengincar lansia. Faktanya, rematik menyerang semua orang, tua maupun muda baik pria maupun wanita tergantung pada jenis penyakit rematiknya. Pada rematik jenis osteoartritis umumnya menyerang orang-orang berusia diatas 45 tahun sementara jenis Lupus Eritematosus menyerang wanita muda usia produktif tetapi juga dapat mengenai setiap orang. Para pria lebih mudah terserang Gout.<br /><br />5. Penyakit rematik adalah keturunan. Faktanya, rematik tidak selalu diturunkan secara langsung dari orang tua ke anak. "Namun begitu, ada kecenderungan faktor keluarga menjadi faktor resiko terjadinya rematik seperti pada Reumatoid Artritis, Lupus Eritematosus Sistemik dan Gout," ujar Dr Bambang.<br /><br />6. Sakit pada tulang di malam hari adalah tanda gejala rematik. Faktanya, gejala-gejala yang umumnya terjadi pada penderita rematik adalah pegal-pegal dan peradangan pada sendi (merah, bengkak, nyeri, terasa panas dan umumnya sulit digerakkan). Gejala ini tidak terbatas pada malam hari. Bisa menyerang setiap saat<br /><br />(rematik dikutip dari Kompas.com, Senin, 26 Mei 2008)Nurfianahttp://www.blogger.com/profile/16480514002536816992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8100274239976320423.post-69706144981148833082010-03-31T19:57:00.000-07:002010-03-31T19:58:42.491-07:00Bisnis Sabun dari NaCl, Bisa!!!Dari kuliah Kimia Anorganik bersama Prof AK Prodjosantosa kemarin, memang full tentang Logam Golongan IA khususnya natrium. Ada ladang bisnis lagi ini.<br />Ceritanya seperti ini.<br />Untuk memenuhi kebutuhan akan pangan, masyarakat baik dalam skala rumah<br />tangga maupun industri banyak menggunakan minyak goreng sebagai media transfer<br />panas pada makanan. Minyak yang digunakan pun bermacam-macam, ada yang<br />terbuat dari kelapa, kelapa sawit, jagung, dll. Namun pada hakikatnya sebagian besar<br />minyak goreng terbuat dari tumbuhan atau bahan nabati, dan yang paling banyak<br />digunakan adalah minyak goreng yang terbuat dari kelapa sawit.<br />Sebagai media transfer panas, saat proses penggorengan berlangsung, minyak<br />goreng akan teradsorbsi pada makanan masuk mengisi ruang-ruang kosong pada<br />makanan sehingga hasil penggorengan mengandung 5-40% minyak. Dengan<br />demikian mau tidak mau minyak goreng ikut terkonsumsi dan masuk ke dalam tubuh.<br />Hal ini tidak akan menimbulkan masalah selama minyak yang digunakan untuk<br />menggoreng tidak rusak. Akan tetapi masyarakat kebanyakan tidak mengetahui hal<br />tersebut dan terus menggunakan minyak goreng hingga rusak sehingga minyak<br />goreng yang mereka konsumsi sudah tidak sehat lagi. Faktor penyebabnya sangatlah<br />bervariasi di antaranya adalah rasa sayang jika minyak goreng tidak digunakan<br />walaupun minyak tersebut sudah rusak dan tidak layak konsumsi.<br />Kerusakan minyak goreng terjadi atau berlangsung selama proses<br />penggorengan, hal itu mengakibatkan penurunan nilai gizi terhadap makanan yang<br />digoreng sehingga berpengaruh pada mutu makanan itu sendiri. Minyak goreng yang<br />rusak akan menyebabkan tekstur, penampilan, cita rasa dan bau yang kurang enak<br />pada makanan. Selain itu minyak goreng yang rusak bila dikonsumsi akan dapat<br />menyebabkan berbagai macam penyakit, seperti pengendapan lemak dalam pembuluh<br />darah (Artherosclerosis) dan penurunan nilai cerna lemak. Berdasarkan penelitian<br />juga menyebutkan bahwa kemungkinan adanya senyawa karsinogenik dalam minyak<br />yang dipanaskan, terbukti dengan adanya bahan pangan berlemak teroksidasi yang<br />dapat mengakibatkan pertumbuhan kanker hati. Terbentuknya akrolein saat<br />penggorengan juga sangat berbahaya karena akrolein yang terbentuk itu sendiri<br />bersifat racun dan menimbulkan rasa gatal pada tenggorokkan.<br />Oleh karena itulah perlu adanya upaya pemanfaat minyak goreng bekas atau<br />yang biasa disebut dengan “jelantah” agar tidak tetap dikonsumsi atau mencemari<br />lingkungan sehingga masyarakat terhindar dari bahaya minyak goreng bekas.<br />Minyak goreng bekas (jelantah) ini dapat digunakan sebagai bahan dasar suatu produk yang dapat membuka peluang usaha bagi masyarakat, misalnya saja shampo, sabun, atau bahan bakar diesel. Untuk membuat sabun, maka cukup direaksikan dengan unsur penyusun NaCl.Nurfianahttp://www.blogger.com/profile/16480514002536816992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8100274239976320423.post-77777291049277979652010-03-31T19:55:00.000-07:002010-03-31T19:57:35.719-07:00Garam NaCl; Lahan Bisnis dengan Bahan Baku Gratis tapi Cukup IronisOleh: Yuni Nurfiana<br />Sebagian besar dari permukaan bumi adalah lautan. Lautan/laut menutup permukaan bumi sebesar kurang lebih 71%. Komposisi air di dunia ini pun 97% adalah air laut, sisanya 3% air tawar. Demikian juga dengan Indonesia. Luas wilayah Indonesia kurang lebih 8.193.250 km2 dengan luas laut kurang lebih 6.166.163 km2 atau 75 % (Suhardi: 2001). Laut Indonesia dengan garis pantai sepanjang 81.000 km mengandung berbagai macam potensi sumber daya laut baik yang berada di permukaan maupun di dasar laut. Sumber daya yang terbesar itu adalah air laut. Air laut yang jumlahnya tak ternilai itu memiliki nilai komersial dan saintifik yang tinggi ditinjau dari komposisinya. Air laut merupakan campuran dari berbagai macam unsur kimia yaitu hidrogen, oksigen, natrium, klorida, fosfor, nitrogen, silikon, karbondioksida, besi, dan masih banyak mineral lainnya. Senyawa yang paling dikenal dari air laut adalah garam NaCl.<br />Pemeo "Ibarat sayur tanpa garam" seolah menggambarkan pentingnya penggunaan garam dalam masakan. Garamlah yang membuat makanan terasa gurih. Garam dengan nama senyawa kimia sodium atau natrium chlorida (NaCl) merupakan bahan anorganik yang sangat diperlukan tubuh. Tubuh memerlukan kandungan garam tertentu agar berfungsi dengan baik. Natrium membantu tubuh menjaga konsentrasi cairan di dalam tubuh. Garam ini juga berperan sebagai transmisi elektronik dalam saraf dan membantu sel-sel tubuh membentuk nutrisi. Kandungan garam dalam makanan sangat diperlukan untuk mendukung fungsi organ tubuh. Selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, garam NaCl juga memiliki manfaat untuk kebutuhan industri kimia, pembuatan sampo dan sabun, cairan infuse, makanan produksi pabrik, minuman kesehatan, oralit, produk perawatan kulit dan kecantikan, cairan dialisat untuk cuci darah penderita gagal ginjal, dan masih banyak lagi.<br />Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan RI, produksi garam nasional tahun 2009 yang sebesar 1.245.000 ton. Menteri Perdagangan mengungkapkan bahwa kebutuhan garam nasional sepanjang tahun 2009 adalah sebesar 2.855.000 ton. Dengan rincian, untuk rumah tangga 660 ribu ton, industri Chlor Alkali Plant (CAP) sebanyak 1.560.000 ton, industri aneka pangan 510 ribu ton, dan pengeboran minyak (sebesar) 125 ribu ton. Akan tetapi, untuk memenuhi kebutuhan garam nasional, diperlukan garam impor sebesar 1.640.000 ton pada tahun 2009 (JPNN.com). Majalah Gatra edisi 9 September 2009 menyebutkan bahwa dalam setahun setidaknya Indonesia menghabiskan devisa sebesar Rp 900 milyar untuk mengimpor garam sedikitnya 1.28 juta ton. Sebuah Ironi bukan? Indonesia yang 75% wilayahnya adalah laut, memiliki garis pantai terpanjang sedunia, memiliki lautan luas yang menjadi bahan baku gratis industri garam, tetapi realitanya telah mengimpor garam dari luar negeri. <br />Seperti yang diungkapkan Manadiyanto dalam Sinar Harapan 20 Maret 2010, Indonesia sampai saat ini belum mampu memanfaatkan potensi yang ada sebagai penghasil garam. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri masih harus impor. Suatu keadaan yang ironis, di satu sisi sumber bahan baku garam cukup melimpah, tetapi di sisi lain untuk memenuhi garam dalam negeri masih harus mendatangkan dari Negara lain. Dengan kata lain, meskipun negeri kita lautnya luas, tapi ternyata miskin garam. Apabila diasumsikan harga garam impor per ton saat ini adalah Rp 1.000.000,00 maka uang yang harus dikeluarkan untuk impor garam per tahunnya yaitu Rp 1.590.000.000,00.<br />Pada kuliah Kimia Anorganik tanggal 29 Maret 2009, Prof AK Prodjosantosa, PhD menyatakan bahwa negara kita ini adalah negara yang kaya dengan garam NaCl. Dan dari NaCl itu sebenarnya dapat melahirkan bisnis autaupun industri yang menjanjikan. Senyawa garam NaCl terdiri dari unsur Natrium dan Klorida. Unsur-unsur ini menjadi penyusun senyawa-senyawa yang penting untuk industri. Pada diagram di bawah, menggambarkan berbagai macam senyawa yang dapat terbentuk dari air laut. Senyawa-senyawa tersebut menjadi bahan baku industri. (nyari unsur natrium dan klorida serta kegunaannya)Nurfianahttp://www.blogger.com/profile/16480514002536816992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8100274239976320423.post-22879805634452325352010-02-11T17:15:00.000-08:002010-02-11T17:16:15.100-08:00Jurus Baru Melumat MetanaKOMPAS.com - Pemanasan global akibat akumulasi gas-gas di atmosfer, di antaranya metana, menimbulkan efek lanjutan, yaitu perubahan iklim dan kondisi lingkungan bumi yang memburuk. Namun selama ini perhatian banyak dipusatkan untuk menekan gas karbon. Padahal, metana-lah yang menjadi penyebab terbesar pemanasan global. Maka, belakangan sasaran mulai diarahkan pada gas yang satu ini.<br /><br />Sumber gas metana atau CH ada di mana-mana, bukan hanya dari rawa atau lahan basah. Gas metana juga bisa muncul akibat aktivitas manusia, mulai dari toilet di rumah tangga, lahan pertanian, dan peternakan, hingga tempat pembuangan sampah. Namun, penghasil metana paling menonjol adalah sektor pertanian dan peternakan.<br /><br />Seperti dilaporkan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) tahun 2006, dari industri peternakan tercatat emisi gas penyebab efek rumah kaca paling dominan adalah metana (37 persen), sedangkan karbon dioksida (CO) hanya 9 persen. Masih menurut FAO, dalam lingkup global pun industri peternakan penyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) tertinggi, yaitu 18 persen, bahkan melebihi emisi gas yang berasal dari sektor transportasi, yang hanya 13 persen.<br /><br />Mulai bangkit<br /><br />Volume metana yang melingkupi permukaan bumi mungkin belum seberapa. Di perut bumi dan dasar laut kutub utara terkubur 400 miliar ton gas ini, atau 3.000 kali volume yang ada di atmosfer. Namun, lambat laun gas dari permafrost ini mulai bangkit dari kuburnya akibat dieksploitasi untuk sumber energi. Selain itu, pencairan es juga terjadi di kutub karena pemanasan global.<br /><br />Kondisi ini jelas memperburuk efek GRK karena potensi gas metana 25 kali lipat dibandingkan CO. Kalkulasi tersebut berdasar pada dampak yang ditimbulkannya selama seabad terakhir. Namun, penghitungan jumlah rata-rata metana dalam 20 tahun terakhir meningkat 72 kali lebih besar dibandingkan dengan CO.<br /><br />Bila itu terjadi, ancaman kepunahan spesies di muka bumi akan membayang, seperti yang pernah terjadi pada masa Paleocene-Eocene Thermal Maximum (PETM) 55 juta tahun lalu dan pada akhir periode Permian sekitar 251 juta tahun lalu.<br /><br />Lepasnya gas metana dalam jumlah besar mengakibatkan turunnya kandungan oksigen di muka bumi ini hingga mengakibatkan punahnya lebih dari 94 persen spesies di muka bumi.<br /><br />Dr Kirk Smith, profesor kesehatan lingkungan global dari Universitas California, Amerika Serikat, mengingatkan adanya ancaman gas ini. Saat ini dunia memfokuskan strategi pada pengurangan emisi CO tetapi sedikit yang berkonsentrasi pada pengurangan emisi metana. Padahal, metana tergolong gas berbahaya, bukan hanya menimbulkan efek GRK yang nyata, melainkan juga membantu terbentuknya lapisan ozon di permukaan tanah yang membahayakan bagi kesehatan manusia.<br /><br />Kandungan metana yang tinggi akan mengurangi konsentrasi oksigen di atmosfer. Jika kandungan oksigen di udara hingga di bawah 19,5 persen, akan mengakibatkan aspiksi atau hilangnya kesadaran makhluk hidup karena kekurangan asupan oksigen dalam tubuh. Meningkatnya metana juga meningkatkan risiko mudah terbakar dan meledak di udara. Reaksi metana dan oksigen akan menimbulkan CO dan air.<br /><br />Pelumat metana<br /><br />Upaya menekan emisi metana ke atmosfer belakangan mulai gencar dilakukan di negara yang memiliki lahan padi sawah terbesar, yaitu India dan China. Indonesia pun tak ketinggalan.<br /><br />Salah satu caranya adalah dengan menerapkan sistem budidaya yang disebut dengan System of Rice Intensification (SRI). Pola budidaya padi tersebut bertujuan untuk mengurangi pemberian air pada lahan sawah. Karena diketahui, dengan kondisi air terbatas, produksi gas metana oleh mikroba anaerob berkurang.<br /><br />Sistem bercocok tanam ini diperkenalkan pertama kali oleh misionaris dari Perancis, Henri de Laulanie, di Madagaskar tahun 1983. Pola bertanam padi ini lalu dikembangkan Prof Norman Ufhop dan akhirnya disebarkan ke Asia, seperti India, Pakistan, Sri Lanka, Banglades, China, Vietnam, dan Indonesia.<br /><br />Pada SRI, dengan mengurangi air dan benih berkisar 40 sampai 80 persen, panen padi justru dapat meningkat 50 hingga 70 persen dibandingkan cara konvensional yang berkisar 4 hingga 5 ton per hektar. Kini, lebih dari 13.000 petani sudah menerapkan SRI pada lahan sekitar 9.000 hektar.<br /><br />”Bila SRI diaplikasikan pada seluruh sawah di Indonesia yang luasnya 11 juta hektar, selain tercapai peningkatan produksi padi, emisi metana juga dapat diturunkan dalam jumlah sangat signifikan,” kata peneliti dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), I Made Sudiana.<br /><br />Upaya menekan emisi metana dari lahan persawahan juga ditempuh Sudiana dengan mencari mikroba yang berperan dalam melepaskan metana ke atmosfer dan yang mengoksidasi metana. Di lahan persawahan konvensional yang tergenang air ditemukan mikroba metanogen yang anaerob atau bekerja dalam kondisi tanpa udara. Bakteri ini menghasilkan gas metana.<br /><br />Emisi gas metana di sawah pada sistem SRI ternyata juga dihasilkan oleh bakteri metanogenik yang ada dalam usus cacing tanah (Aporrectodea caliginosa, Lumbricus rubellus, dan Octolasion lacteum), yaitu saat cacing tanah membuat lubang untuk meningkatkan aerasi tanah sawah.<br /><br />Dalam penelitiannya bersama peneliti dari Universitas Tokyo dan Otsuka di Sukabumi ditemukan, komunitas mikroba pesaingnya, yaitu metanotropik yang mengonsumsi atau mengoksidasi gas metana, menjadi metanol. Maka, untuk menekan emisi gas metana yang dihasilkan metanogen harus ditambahkan gipsum (CaSO. 2HO) yang dapat menstimulasi pertumbuhan metanotropik—kompetitornya.<br /><br />”Dengan begitu, pertumbuhan mikroba metanogen tertekan,” kata Sudiana, yang meraih doktor bidang dinamika populasi mikroba dari Universitas Tokyo, Jepang.<br /><br />Lebih lanjut di laboratorium milik Puslit Biologi LIPI di Cibinong, Sudiana berhasil mengisolasi tiga gen pada mikroba metanotropik. Isolasi berlangsung selama dua bulan. Inokulan yang ditemukan tahun lalu itu disebut Metrop 09 dan menjadi koleksi kultur lembaga riset ini.<br /><br />Inokulan Metrop masih memerlukan pengujian stabilitas selama setahun ini untuk memastikan respons gen tidak berubah jika berada di lingkungan yang berbeda.<br /><br />”Nantinya inokulan tersebut dapat dikembangbiakan dan diaplikasikan pada pupuk hayati sebagai mikroba konsorsium,” ujar Sudiana.<br /><br />Dengan pupuk hayati plus itu, akan dihasilkan tanaman yang berproduktivitas tinggi, tetapi minim produksi metana.Nurfianahttp://www.blogger.com/profile/16480514002536816992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8100274239976320423.post-87960944211830402982009-12-31T01:28:00.000-08:002009-12-31T01:29:45.010-08:00SELAMAT TAHUN BARU<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBKe6osKI3leZsCyXlgOKqUd4zUvjztHDUZ-ER5H-EPIPiTa_wrrKaPRBv7lhkV6WW3yGLo6Gt4iuquNau2IsPmnMtNL2gSR4oY_QnsN1EEOVlxR1nMoYSsyi-3dGZCMMMY7fkVT9RZ9s/s1600-h/2010countdown_20090616104316.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 382px; height: 327px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBKe6osKI3leZsCyXlgOKqUd4zUvjztHDUZ-ER5H-EPIPiTa_wrrKaPRBv7lhkV6WW3yGLo6Gt4iuquNau2IsPmnMtNL2gSR4oY_QnsN1EEOVlxR1nMoYSsyi-3dGZCMMMY7fkVT9RZ9s/s400/2010countdown_20090616104316.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5421330106013306818" /></a><br />kita ciptakan INDONESIA 2010 dan selanjutnya adalah Indonesia yg sehat,subur,makmur, Jaya!!!!!!!!!!!!!!!Nurfianahttp://www.blogger.com/profile/16480514002536816992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8100274239976320423.post-47520304100003219222009-12-31T01:05:00.000-08:002009-12-31T01:11:06.699-08:00BERITA RISTEKMenteri Negara Riset dan Teknologi, Kusmayanto Kadiman dalam Seminar Nasional bertajuk “Tantangan Perencanaan Perkotaan Masa Depan yang Berkelanjutan”, yang diadakan oleh DIrektorat Pengembangan Pemukiman, Dirjen Cipta Karya, Dep. PU pada hari Selasa, 13 Oktober 2009 di Jakarta, memaparkan dua tema besar mengenai “Habitat dan Aplikasi teknologi untuk mengurangi dampak bencana”.<br /><br /><br />Menurut Kusmayanto, habitat dikenal pada “second nature” dengan istilah yang lebih dikenal “man-made world” dan “built environment” dengan penekanan pada keseimbangan antara dua kelompok technologist dan environmentalist, dimana pihak environmentalist terkesan gaptek (gagap teknologi) dan technologist dianggap gupling (gugup lingkungan). Oleh karena itu perlu keseimbangan, baik alami maupun buatan manusia melalui pemahaman akar yang sering tersembunyi dari dunia yang kita rancang untuk diri kita sendiri.<br /><br /><br />Terkait dengan bencana yang banyak terjadi di Indonesia, Mennegristek memaparkan perbedaan beberapa besaran yang dijadikan acuan untuk mengukur kekuatan gempa, yaitu SR, MMI dan PGA“Di Indonesia , faktor geologi dan zonasi sangat penting dalam menentukan perencanaan perkotaan masa depan yang berdaya saing dan berkelanjutan”, llanjut Kusmayanto. Dari peta zonasi yang dapat digambarkan dengan warna maupun angka, masih difokuskan lagi dengan peta mikrozonasi yang menggambarkan keadaan suatu daerah yang lebih sempit terhadap kerentanan gempa.Berdasarkan zonasi tersebut untuk membangun tata ruang yang mampu menhadapi potensi bencana diperlukan Building code yang harus direview oleh Pemerintah dan kalangan akademisi.<br /><br /><br />Paparan Mennegristek tersebut melengkapi paparan sebelumnya yang disampaikan oleh Prof. Dr. BJ Habibie. Menurut Habibie, perencanaan kota kedepan sebaiknya merupakan “KOTA RAMLING SETENTRAM”, yaitu Kota Ramah Lingkungan, Sejahtera, Tentram dan Mandiri dengan kriteria : Penghijauan harus berkisar antara 30% ~ 60%, Air minum, pembangunan jaringan drainase, penampungan air hujan, pengelolahan dan recycling Air Limbah, Meminimalkan pembakaran Energi Fosil, menghemat energi dan memanfaatkan lebih banyak Energi Alternatif. Pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan Pasar Produk Andalan Kota, Prasarana Ekonomi untuk Ekonomi Biaya Rendah serta Prasarana Teknologi Informasi Kota sebagai bagian terpadu dari Sistem Informasi Nasional dan Global.<br /><br /><br />Seminar Nasional yang diadakan dalam rangka peringatan Hari Habitat Dunia (World Habitat Day) yang setiap tahunnya diperingati pada minggu pertama bulan Oktober. Pada tahun ini jatuh pada tanggal 5 Oktober 2009 ini dibuka oleh Menteri PU, Djoko Kirmanto. Dalam sambutan pembukaannya Menteri PU menyatakan bahwa tantangan perkotaan Indonesia sangatlah komplek, mulai dari persoalan urbanisasi, kebutuhan dasar, transportasi dan infrastruktur, kemiskinan, social budaya dan degradasi lingkungan. Namun perlu dicari akar persoalan utamanya, dan memberikan solusi jawaban yang efektif bagi pengembangan perkotaan di Indonesia. Dari seminar tersebut beliau berharap mendapatkan masukan strategi dalam upaya mengembangkan perkotaan yang semakin inklusif dan mampu mensejahterakan seluruh warganya. Selanjutnya Menteri PU menyampaikan, Kota yang berkelanjutan memerlukan syarat Integrasi yang efektif setidak-tidaknya dari dimensi-dimensi pembangunan sosial budaya, pembangunan ekonomi, perlindungan lingkungan serta adanya penerapan tata kelola yang baik dalam pengembangan kota.<br /><br /><br />Selain BJ Habibie dan Mennegristek, hadir pula narasumber lain yaitu, Zuhal A. Kadir, Dorojatun Kuntjorojakti, dan Muhammad Danisworo. Yang menarik dalam acara ini adalah, pada sesi pertama dihadirkan 3 orang Menristek pada periode yang berbeda untuk memaparkan pemikiran mereka masing-masing. Hal ini semakin membuktikan bahwa Ilmu Pengetahuan dan Teknologi merupakan hal yang tidak bisa lepas dari berbagai masalah yang dihadapi manusia sebagai pemimpin di muka bumi ini.<br />Dapat dikatakan, perencana perkotaan masa depan kita perlu menyadari, bahwa kota sangat terkait dengan berbagai aspek tidak saja faktor internal akan tetapi juga eksternal perkotaan. Faktor eksternal ini semakin disadari sangat mempengaruhi dinamika perkotaan seperti perubahan ikilim (Climate change), ekonomi global (global economic) maupun perkembangan teknologi terapan, dsb. Faktor-faktor tersebut sekaligus merupakan tantangan dalam perencanaan perkotaan abad ke 21.<br /><br /><br />Tantangan eksternal perkotaan ke depan sangat besar, namun disisi lain perkotaan di Indonesia juga menghadapi permasalahan internal yang sangat berat antara lain urbanisasi, ketimpangan (disparity) perkotaan dan pedesaan yang merupakan dampak rendahnya hubungan perdesaan dan perkotaan (urban rural linkages), pengangguran, dsb Kondisi internal ini sangat berimplikasi pada kondisi perkotaan seperti munculnya kawasan dcngan kepadatan tinggi (high density), kawasan kumuh (slums area), urban sprawl, dsb. Permasalahan ini semakin dipicu dengan rendahnya antisipasi terhadap penyediaan kebutuhan infrastruktur perkotaan yang pada akhirnya menjadikan kawasan perkotaan kita tidak layak huni dan tidak accessible antara satu kawasan dengan. (ad-prus/dep3/humasristek)Nurfianahttp://www.blogger.com/profile/16480514002536816992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8100274239976320423.post-77999032834085281272009-12-31T00:59:00.000-08:002009-12-31T01:05:10.101-08:00AIR MINUM<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTU5QUNjdgZAcmZa4e0mQ3BMo1EWWhNNF2PZhcuryXUnOy-a5JAcZeVz1o2MyBLEi3WgFgyVJ_oltxcxegCHn2W11Oymx-2eBLne1QrHB9kFluHtie5iHIFs1hP4l8kxS9j37O13K3cUA/s1600-h/air-bersih.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 346px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTU5QUNjdgZAcmZa4e0mQ3BMo1EWWhNNF2PZhcuryXUnOy-a5JAcZeVz1o2MyBLEi3WgFgyVJ_oltxcxegCHn2W11Oymx-2eBLne1QrHB9kFluHtie5iHIFs1hP4l8kxS9j37O13K3cUA/s400/air-bersih.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5421323673022120322" /></a><br />Masalah air yang saat ini dihadapi DIY timbul selain karena adanya pertambahan penduduk juga karena banyaknya kerusakan lingkungan yang telah menghambat siklus hidrologi, sehingga kuantitas air permukaan menjadi air tanah sangat berkurang. Masalah air di DIY ini ditandai dengan semakin berkurangnya debit mata air, semakin besarnya perbandingan antara debit maksimum dengan debit minimum sungai, kualitas air yang semakin buruk, dan lain-lain.<br />Pemenuhan kebutuhan air di DIY ini antara lain dapat membeli air dari Kabupaten Magelang, mencari mata-air baru, atau melakukan daur ulang air dari sungai. Pada cara pemanfaatan daur ulang air sungai menjadi air bersih dipilih Sungai Progo karena sungai ini merupakan muara dari Sungai Bebeng, Sungai Blongkeng, Sungai Krasak, dan lain-lain, sehingga dapat diharapkan debit Sungai Progo di musim kemarau masih dapat diambil untuk pemenuhan kebutuhan air bersih. Sedang pemilihan lokasi untuk pengambilan di bagian hulu agar masih dapat dilakukan dengan sistem gravitasi dan diharapkan polusi belum banyak. Pengambilan air juga diusahakan di daerah yang masuk wilayah DIY karena bila pengambilan air di Kab. Magelang karena adanya otonomi daerah harus ada ijin dari Pem.Da. Kab. Magelang. Pengambilan air dilakukan di Karangtalun, Kalibawang, DIY.<br />Macam-Macam Badan Air<br />a.<br />Badan air golongan A, yaitu badan air yang airnya digunakan sebagai air minum tanpa pengolahan yang berarti.<br />b.<br />Badan air golongan B, yaitu badan air yang airnya dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan dapat digunakan untuk keperluan lain, tetapi tidak memenuhi golongan A<br />c.<br />Badan air golongan C, yaitu badan air yang airnya digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan, dan dapat digunakan untuk keperluan lain, tetapi tidak memenuhi golongan A dan B.<br />d.<br />Badan air golongan D, yaitu badan air yang airnya digunakan untuk keperluan pertanian dan keperluan lain, tetapi tidak memenuhi golongan A, B dan C.<br />e.<br />Badan air golongan E, Yaitu badan air yang tidak memenuhi kualitas air golongan A, B, C dan D .<br />Baku mutu air bersih untuk Yogyakarta harus sesuai dengan SK. Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta No. 214/KPTS/1991 tentang Standart Baku Mutu Air Badan Air Golongan B<br />2.2. Persyaratan Air<br />Sumber air minum secara umum harus memenuhi syarat:<br />a. Persyaratan fisik:<br />1)<br />Jernih, tidak keruh oleh butiran-butiran koloidal<br />2)<br />Tidak berwarna, berbau dan tidak mengandung padatan<br />3)<br />Temperatur sama dengan temperatur udara.<br />b. Persyaratan kimia<br />1)<br />Derajat keasaman pH netral dan kesadahan rendah<br />2)<br />Tidak mengandung bahan bahan organik dan kimia beracun (sianida sulfida, dan lain-lain)<br />3)<br />Tidak mengandung garam dan ion-ion logam melebihi batas bakumutu<br />4)<br />Persyaratan mikrobiologis, tidak ada bakteri patogen dan non patogen.<br />2.3.<br />Pencemaran Kimia<br />a.<br />Air raksa / merkuri (Hg)<br />Air dapat tercemar merkuri dari alam atau oleh kegiatan pemisahan emas secara tradisional. Dalam air ikan tidak akan teracuni oleh merkuri, tetapi manusia yang memakan ikan yang mengandung merkuri akan teracuni. Kandungan merkuri dalam air tidak boleh melebihi 5 mg/l.<br />b.<br />Arsen, bila melebihi batas merupakan racun, chronic effect, bersifat karsinogik pada kulit, hati dan saluran empedu melalui makanan.<br />c.<br />Besi (Fe), salah satu unsur yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh, tetapi bila > 1 ppm menimbulkan bau dan rasa tidak enak, warna air akan kemerahan oksida besi baik dalam senyawa ferri atau ferro akan dapat merusak saringan air dan pelunak resin. dan dapat mempengaruhi kesehatan ginjal.<br />d.<br />Klorida (Cl)<br />Kandungan Cl dalam air yang lebih dari 100 mg/l akan memberikan rasa tidak enak pada air minum dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Cl yang terikat pada kaporit<br />digunakan sebagai desinfektan. Kadar yang tinggi larutan kaporit dapat memutihkan tekstil. Dosis maksimum untuk pertanian 200 mg/l.<br />e.<br />Mangan (Mn)<br />Kadar Mn dalam air harus < 0,1 mg/l, karena menyebabkan air berwarna coklat kehitaman. Kadar Mn yang > 0,5 mg/l air minum berasa logam.<br />f.<br />Nitrit<br />Dalam dosis > 0,5 ppm berakibat serupa dengan dosis besar pada nitrat.<br />g. Nitrat<br />Nitrat terjadi oleh reaksi lanjut dari nitrit, kadar kandungan nitrat > 45 mg/l menyebabkan terganggunya darah bayi yang dikenal dengan nama blue baby, Batas ambang yang diijinkan = 0,1 - 1 mg/l. Pada kadar 15 – 250 ppm dapat menyebabkan methemogloinemia (terhalangnya perjalanan oksigen dalam tubuh) pada bayi melalui air yang dicampur susu.<br />h. Timbal/timah hitam (Pb)<br />Timbal tidak boleh ada dalam air > 0,05 mg/l, karena sangat toksid dan bersifat mematikan bagi yang meminumnya. Biasanya timbal larut dalam air karena ada pada peralatan penyalur air yang terbuat dari timbal.<br />Apabila kualitas air sungai tidak memenuhi syarat baku mutu, maka dapat ditentukan proses yang harus dilakukan agar kualitas air memenuhi syarat.<br />Cara Pengolahan Air<br />Dikenal beberapa macam cara pengolahan air, dan umumnya proses ini tidak dilaksanakan tidak berjalan sendiri-sendiri, tetapi kombinasi. Sebagai contoh, bila kondisi air keruh, karena terlalu banyak kolloid, harus dilakukan salah satu dari beberapa cara, misalnya dengan cara fisika dengan filtrasi, pengendapan, absorbsi atau cara kimia seperti penggunaan tawas, kapur,dan lain-lain.<br />a.<br />Berdasar karakteristiknya.<br />1)<br />Proses fisika ( mekanik) penyaringan, pengendapan dan pengapungan.<br />2)<br />Proses kimia, dilakukan dengan bahan kimia bahan pencemar. hilang<br />3)<br />Proses biologi, menghilangkan polutan menggunakan mikro organisme.<br />b.<br />Berdasar tingkat perlakuan<br />1)<br />Pengolahan pendahuluan (pre treatment) dilakukan bila banyak padatan terapung atau melayang dalam air berupa saringan kasar, bak penangkap lemak, bak pengendap pendahuluan dan septik tank<br />2)<br />Pengolahan tahap I (primary treatment), untuk memisahkan bahan-bahan padat ukuran cukup kecil, pada cara kimia dengan koagulasi, netralisasi dan cara fisika sedimentasi, flotasiatau pengapungan)<br />3)<br />Pengolahan tahap II (secondary treatment), biasanya menggunakan proses biologi seperti bak aerob, an aerob, lumpur aktif.<br />4)<br />Pengolahan tahap III (tertiary treatment), bila ada beberapa zat yang membahayakan untuk menghilangkan polutan (misal Fe, Mn dengan proses khusus, misalnya dengan menggunakan karbon aktif.<br />5)<br />Pengolahan tahap IV, pembunuhan kuman, bila limbah cair mengandung bakteri patogen dengan gas khlor, Na hipokloride atau kaporit :<br />Dengan gas khlor : Cl2 + H2O H O Cl + H+ + Cl –<br />H O Cl H+ + O Cl -<br />Garam Na hipoklorida : Na O Cl Na+ O Cl –<br />Kaporit : Ca(O Cl)2 Ca+ + 2 O Cl-<br />O Cl- + H+ H O Cl<br />H O Cl dan O Cl – disebut khlor bebas, free available chlorine dengan daya bunuh kuman oleh H O Cl = 40 – 80 kali lebih besar dari OCl-<br />Untuk beberapa kadar logam yang diperiksa melebihi batas ambang, perlu dilakukan proses kimia, misalnya untuk Hg yang melebihi batas dapat ditambahkan NaCl, tetapi hasil endapannya tidak boleh dibuang begitu saja karena akan meracuni lingkungan. Untuk bakteri koli yang terkandung cukup diatasi dengan memasak airnya agar bakteri koli tersebut mati.<br />Untuk kandungan zat besi (Fe) yang melebihi batas baku mutu harus dilakukan perlakuan sebagai berikut :<br />1. Oksidasi<br />Oksidasi dapat dilakukan dengan menggunakan oksigen (aerasi), klorin, klordioksida, pottasium permanganat, atau ozon.<br />a. Aerasi<br />Aerasi menghilangkan rasa dan bau (yang disebabkan hidrogen sulfida & komponen organik) dgn oksidasi/valatilisasi, mengoksidasi Fe dan Mn, transfer O2 ke dalam air dan membebaskan volatil gas dari dalam air.<br />Oksidasi Fe dapat berjalan dengan baik pada pH 7,5 - 8 dalam waktu 15 menit. Endapan besi yang terbentuk dapat dihilangkan dengan koagulasi dan filtrasi. Aerasi mampu mengendapkan besi jika tidak ada zat organik jenis humic & fulvic acid (jika ada zat tersebut akan membentuk senyawa kompleks dengan besi yang tidak dapat mengendap secara sempurna setelah aerasi, dan biasanya ikatan kompleks ini berwarna, selain itu memperlambat proses oksidasi).<br />b. Klorinasi<br />Klorin digunakan karena memiliki kecepatan oksidasi lebih besar dari aerasi, dan mampu mengoksidasi besi yang berikatan dengan zat organik, tapi kecepatan oksidasi berkurang. pH yang baik pada 8 - 8,3 oksidasi besi membutuhkan waktu 15-30 menit jika dalam air baku mengandung amonia menyebabkan terbentuknya kloramin sehingga laju oksidasi berkurang. Keefektifan oksidasi dipengaruhi kehadiran bahan organik (ex. asam humic dan asam fulvic). Pada oksidasi besi, bahan organik menggunakan kebutuhan sebagian klorin dan dapat juga membentuk besi organic kompleks, sehingga memberi efek yang kurang baik pada proses oksidasi. Klorin mengoksidasi bahan organik humic dan fulvic acid membentuk trihalomethan yag bersifat koarsinogenik. Selama proses oksidasi klorin, sisa klorin seharusnya dijaga sampai pada proses berikutnya untuk mencegah penurunan kondisi yang dapat menyebabkan terlarutnya kembali endapan. Pada umumnya proses standar penurunan Fe dan Mn menggunakan koagulasi dengan alum, flokulasi, pengendapan, dan filtrasi dengan didahului proses preklorinasi. Dosis sisa klor yang dianjurkan minimum 0,5mg/l.<br />Klordioksida<br />Klordioksida adalah oksidan kuat yang secara efektif mengoksidasi Fe dan Mn yang berikatan dgn zat organik. Klordioksida merupakan gas yang tdk stabil & mudah meledak. pH yang diperlukan untuk reaksi oksidasi besi minimum 7, Secara teoritis 1mg/l klordioksida mampu megoksidasi 0,83 mg/l besi dan 0,41mg/l. Penggunaan klordioksida lebih mahal sekitar 5x lipat dibandingkan dengan klorin.<br />d. Pottasium Permanganat<br />Merupakan oksidan kuat, waktu oksidasi 5 - 10 menit pd pH 7,0. Secara teoritis 1mg/l KMnO4 mengoksidasi 1,06 mg/l besi dan 0,52 mg/l mangan. Proses oksidasi akan lebih efektif jika ada penambahan klorin sebelumnya. Penggunaan oksidan ini lebih mahal, namun tidak menghasilkan trihalomethan jika digunakan untuk mengoksidasi bahan organik.<br />e. Ozonisasi<br />Ozon dapat digunakan untuk mengoksidasi Fe & Mn dengan kecepatan oksidasi yang tinggi. Secara teoritis untuk mengoksidasi 2,3 mg/l Fe dan 1,15 mg/l diperlukan 1mg/l ozon. Dosis ozon yang berlebih di reservoir akan membentuk pottasium permanganat yang menyebabkan air berwarna merah muda.<br />2. Ion Exchange<br />Cara ini mahal dan tidak disarankan<br />3. Mangan Zeolite Filtration<br />Zeolit adalah pasir hijau dilapisi mangan. Setiap butir pasir dilapisi dengan asam- besi dan mangan. Tipe media filter ini adalah bentuk dari ion exchange yang biasa digunakan di industri. Proses ini membutuhkan penambahan potasium permanganat pada influent filter secara kontinu, yang berfungsi untuk mengoksidasi besi dan mangan serta berfungsi untuk regenerasi media filter. Dosis pottasium permanganat harus benar2 tepat karena sisa pottasium permanganat menyebabkan air berwarna merah muda. Disisi lain, dosis yang tepat akan memungkinkan lolosnya mangan di effluen filter. Pada kasus pengolahan air tanah, zeolit lebih baik ditempatkan pada filter bertekanan daripada filter gravitasi karena untuk menjaga tekanan discharge dari pompa sumur. Perencananan seperti ini menghemat biaya pemompaan dan backwash menggunakan air dari effluent filter lain.<br />4. Lime Softening<br />Besi dan mangan lebih efektif dihilangkan dengan proses pelunakan karena dapat membuat pH menjadi 9,5 yang merupakan kondisi yang baik untuk oksidasi Fe dan Mn. Berdasarkan hubungan pH dengan kelarutan 83% besi mengendap pd pH 8,4 dan pada pH 8,8 - 9,6 besi akan mengendap 92% - 100%. Mn akan mengendap maks pd Ph 9,4 - 9,8 sebanyak 98-100%. Lime softening akan lebih efisien jika didahului dengan proses aerasi.<br />Bila dalam air mengandung Cr+6 , sebelum diendapkan sebagai Cr(OH)3 terlebih dahulu direduksi menjadi krom trivalent dengan membubuhkan reduktor FeSO4, SO2 atau Na2S2O5 Krom hidroksida yang telah mengendap dapat disaring dengan membran reverse osmosis.<br /><br />DIKUTIP DARI Siti Fatimah<br />Program Studi Teknik Sipil Universitas Atma Jaya Yogyakarta<br />Jl. Babarsari 44 Yogyakarta<br />email : fatimah@mail.uay.ac.idNurfianahttp://www.blogger.com/profile/16480514002536816992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8100274239976320423.post-7730113214805774212009-12-31T00:47:00.000-08:002009-12-31T00:54:36.944-08:00PENCEMARAN TANAH<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjY21W8RrrF5hXRpZhbYO7BCfdlp-v-49wlmFgmw9PsI2zEX0Rp38FuoXW9qFoyJqdc1D68dCdso6x3Fp17bQBGJbZCsV_EQAvBZTQxvRzXZ7Ykw-9bpuPUXrQcCMG2zlA7rVSm_vCQvOU/s1600-h/Sel+Bioremediasi+(1)+Bunyu.JPG"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjY21W8RrrF5hXRpZhbYO7BCfdlp-v-49wlmFgmw9PsI2zEX0Rp38FuoXW9qFoyJqdc1D68dCdso6x3Fp17bQBGJbZCsV_EQAvBZTQxvRzXZ7Ykw-9bpuPUXrQcCMG2zlA7rVSm_vCQvOU/s400/Sel+Bioremediasi+(1)+Bunyu.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5421320680769774082" /></a><br />Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya. Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada di kawasan yang umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat gunung-gunung berapi yang mampu mengembalikan permukaan muda kembali yang kaya akan unsur hara.<br /><br />Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia banyak yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut.<br /><br />Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan di Tanah Air tidak bisa disangkal lagi telah menimbulkan berbagai dampak positif bagi masyarakat luas, seperti pembangunan industri dan pertambangan telah menciptakan lapangan kerja baru bagi penduduk di sekitarnya. Namun keberhasilan itu seringkali diikuti oleh dampak negatif yang merugikan masyarakat dan lingkungan.<br /><br />Pembangunan kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan sekitarnya menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran tanah dan badan air yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk pertanian, terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup lain. Sedangkan kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan sedimentasi, serta kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan pertambangan adalah berubah atau hilangnya bentuk permukaan bumi (landscape), terutama pertambangan yang dilakukan secara terbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan bumi. Untuk memperoleh bijih tambang, permukaan tanah dikupas dan digali dengan menggunakan alat-alat berat. Para pengelola pertambangan meninggalkan areal bekas tambang begitu saja tanpa melakukan upaya rehabilitasi atau reklamasi.<br />Dampak negatif yang menimpa lahan pertanian dan lingkungannya perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena limbah industri yang mencemari lahan pertanian tersebut mengandung sejumlah unsur-unsur kimia berbahaya yang bisa mencemari badan air dan merusak tanah dan tanaman serta berakibat lebih jauh terhadap kesehatan makhluk hidup.<br />Berdasarkan fakta tersebut, sangat diperlukan pengkajian khusus yang membahas mengenai pencemaran tanah beserta dampaknya terhadap lingkungan di sekitarnya.<br />Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).<br /><br />Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.<br /><br /> 1. Dampak yang Ditimbulkan Akibat Pencemaran Tanah<br /><br />Berbagai dampak ditimbulkan akibat pencemaran tanah, diantaranya:<br /><br />1. Pada kesehatan<br /><br />Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.<br /><br />Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.<br /><br />2. Pada Ekosistem<br /><br />Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.<br /><br />Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.<br /><br /> 1. Penanganan yang Harus Dilakukan<br /><br />Ada beberapa langkah penangan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah. Diantaranya:<br />1. Remidiasi<br /><br />Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.<br /><br />Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.<br /><br /><br />2. Bioremediasi<br />Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).<br />Remediasi : Kegiatan untuk membersihkan lingkungan.<br /><br />Hal yang perlu diketahui dlm melakukan remediasi: <br /><br /> 1. Jenis pencemar (organik atau anorganik),<br /><br /> 2. terdegradasi/tidak, berbahaya/tidak, <br /><br /> 3. Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari lingkungan tersebut, <br /><br /> 4. Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan Fosfat (P), <br /><br /> 5. Jenis tanah, <br /><br /> 6. Kondisi tanah (basah, kering), <br /><br /> 7. Telah berapa lama zat pencemar terendapkan di lokasi tersebut, <br /><br /> 8. Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan segera/bisa ditunda).<br /><br />Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Atau Bioremediasi adalah penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan.<br /><br /> Bioremediasi adalah proses penguraian limbah organik/anorganik polutan secara biologi dalam kondisi terkendali dengan tujuan mengontrol, mereduksi atau bahkan mereduksi bahan pencemar dari lingkungan. <br /><br />Yang termasuk dalam polutan-polutan antara lain :<br /><br /> - logam-logam berat,<br /><br /> - petroleum hidrokarbon, dan<br /><br /> - senyawa-senyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida dll. <br /><br /> <br /><br />Tujuan Bioremediasi : untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).<br /><br />Kelebihan teknologi ini adalah:<br /><br /> 1. Relatif lebih ramah lingkungan,<br /><br /> 2. Biaya penanganan yang relatif lebih murah<br /><br /> 3. Bersifat fleksibel. <br /><br />Saat bioremediasi terjadi, enzim” yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, disebut biotransformasi.<br /><br />Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tidak kompleks, dan akhirnya menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun.<br /><br />Pendekatan umum untuk meningkatkan kecepatan biotransformasi/ biodegradasi adalah dengan cara:<br /><br />(i) seeding, mengoptimalkan populasi dan aktivitas mikroba indigenous (bioremediasi instrinsik) dan/atau penambahan mikroorganisme exogenous (bioaugmentasi) <br /><br />(ii) feeding, memodifikasi lingkungan dengan penambahan nutrisi (biostimulasi) dan aerasi (bioventing).<br /><br /> <br /><br />Bioremediasi terbagi 2 :<br /><br /> 1. In situ : dapat dilakukan langsung di lokasi tanah tercemar 2. Ex situ : tanah tercemar digali dan dipindahkan ke dalam penampungan yang lebih terkontrol. Lalu diberi perlakuan khusus dengan memakai mikroba.<br /><br /> Bioremediasi ex-situ bisa lebih cepat dan mudah dikontrol. Dibanding in-situ, ia pun mampu me-remediasi jenis kontaminan dan jenis tanah yang lebih beragam.<br /><br />Ø Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi:<br /><br />1. Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi pH, dsb<br /><br />2. Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus<br /><br />3. Penerapan immobilized enzymes<br /><br />4. Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah pencemar.<br /><br /> <br /><br />Kunci sukses bioremediasi adalah :<br /><br /> 1. Dilakukan karakterisasi lahan (site characterization) :<br /><br /> o sifat dan struktur geologis lapisan tanah,<br /> o lokasi sumber pencemar<br /> o perkiraan banyaknya hidrokarbon yang terlepas dalam tanah.<br /> o sifat-sifat lingkungan tanah : derajat keasaman (pH), temperatur tanah, kelembaban hingga kandungan kimia yang sudah ada, kandungan nutrisi, ketersediaan oksigen.<br /> o mengetahui keberadaan dan jenis mikroba yang ada dalam tanah.<br /><br /> <br /><br /> 2. Treatability study.<br /><br /> o Sesudah data terkumpul, kita bisa melakukan modeling untuk menduga pola distribusi dan tingkat pencemarannya. Salah satu teknik modeling yang kini banyak dipakai adalah bioplume modeling dari US-EPA. Di sini, diperhitungkan pula faktor perubahan karakteristik pencemar akibat reaksi biologis, fisika dan kimia yang dialami di dalam tanah.<br /> o Rekayasa genetika terkadang juga perlu jika mikroba alamiah tak memuaskan hasilnya.<br /> o Treatability study juga akan menyimpulkan apakah reaksi dapat berlangsung secara aerobik atau anaerobik.<br /><br /> <br /><br />Teknologi genetik molekular sangat penting untuk mengidentifikasi gen” yang mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi. Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana mikroba” memodifikasi polutan beracun menjadi tidak berbahaya.<br /><br />Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat lebih efisien dalam mengurangi polutan.<br /><br />Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali dipatenkan adalah bakteri "pemakan minyak". Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuh lebih cepat jika dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan yang diciptakan di laboratorium yang telah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum berhasil dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan jumlah yang terbatas. Strain inipun belum mampu untuk mendegradasi komponen-komponen molekular yang lebih berat yang cenderung bertahan di lingkungan.<br /><br /> <br /><br />Jenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut:<br /><br />1. Biostimulasi<br /><br /> Nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas, ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan aktivitas bakteri remediasi yang telah ada di dalam air atau tanah tersebut.<br /><br /> <br /><br />2. Bioaugmentasi<br /><br /> Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu tempat.<br /><br />Hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan:<br /><br /> Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar agar mikroorganisme dapat berkembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dilepaskan ke lingkungan yang asing kemungkinan sulit untuk beradaptasi.<br /><br /> <br /><br />3. Bioremediasi Intrinsik<br /><br /> Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam air atau tanah yang tercemar.<br /><br />Kelas zat kimia yang sering diolah dengan bioremediasi<br />Peluang kedepan adalah pengembangan green business yang berbasis pada teknologi bioremediasi dengan :<br /><br />1. System One Top Solution (close system) dan<br /><br />2. Dengan pendekatan multi-proses remediation technologies, artinya pemulihan (remediasi) kondisi lingkungan yang terdegradasi dapat diteruskan sampai kepada kondisi lingkungan seperti kondisi awal sebelum Kontaminasi ataupun pencemaran terjadi.<br /><br /> <br /><br />Usaha mencapai total grenning program ini dapat dilanjutkan dengan rehabilitasi lahan dengan melakukan kegiatan phytoremediasi dan penghijauan (vegetation establishement) untuk lebih efektif dalam mereduksi, mengkontrol atau bahkan mengeliminasi hasil bioremediasi kepada tingkatan yang sangat aman lagi buat lingkungan.<br /><br />Biaya tehnologi Bioremediasi di Indonesia berada didalam kisaran 20-200 USD per meter kubik bahan yang akan diolah (tergantung dari jumlah dan konsentrasi limbah awalserta metoda aplikasi), jauh lebih murah dari harga yang harus dikeluarkan dengan teknologi lain seperti incinerasi dan soil washing (150-600 USD).<br /><br />Bagi industri, penanganan lahan tercemar dengan teknologi bioremediasi memberikan nilai strategis :<br /><br /> I. Effisiensi, kesadaran bahwa banyak sumber daya alam kita adalah non-renewable resources (ex. minyak dan gas), dengan teknologi ramah lingkungan yang cost-effective (seperti bioremediasi) akan secara langsung berimplikasi kepada pengurangan biaya pengolahan.<br /><br /> II. Lingkungan, ketika suatu perusahaan begitu konsern dengan lingkungan, diharapkan akan terbentuk sikap positif dari pasar yang pada akhirnya seiring dengan kesadaran lingkungan masyarakat akan mengkondisikan masyarakat untuk lebih memilih “green Industry” dibanding industri yang berlabel “red industri” atau mungkin “black industry”, evaluasi kinerja industri dalam pengelolaan lingkungan hidup (Proper) sudah mulai dilakukan oleh pemerintah (KLH), diharapkan kedepan, akan terus dikembangkan menjadi pemberian sertifikasi ISO 14001, hasilnya adalah perluasan pasar dengan "greening image".<br /><br /> III. Environmental Compliance, ketaatan terhadap peraturan lingkungan menunjukan bentuk integrasi total dan aktif dari industri terhadap regulasi yang dibangun oleh pemerintah untuk kepentingan masyarakat luas. Sikap ini juga akan memberi penilai positif dari masyarakat selaku konsumen terhadap perusahaan tertentu.<br /><br /> <br /><br />Pemerintah, melalui Kementrian Lingungan Hidup, membuat Payung hukum yang mengatur standar baku kegiatan Bioremediasi untuk mengatasi permasalahan lingkungan akibat kegiatan pertambangan dan perminyakan serta bentuk pencemaran lainnya (logam berat dan pestisida) disusun dan tertuang didalam:<br /><br /> Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.128 tahun 2003 tentang tatacara dan persyaratan teknis dan pengelolaan limbah minyak bumi dan tanah terkontaminasi oleh minyak bumi secara biologis (Bioremediasi).<br />Dikutip dari http://dydear.multiply.com/journal/item/11Nurfianahttp://www.blogger.com/profile/16480514002536816992noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-8100274239976320423.post-8994531023898088872009-12-31T00:46:00.001-08:002009-12-31T00:46:49.091-08:00SODISTak segampang membunyikan anjuran untuk meminum minumlah minimal 8 gelas air dalam satu hari”, bagi sebagian masyarakat untuk mendapatkan 8 gelas air layak minum setiap hari bukanlah perkara yang sepele.<br /><br />MASIH banyak saudara kita yang harus membeli air bersih dengan harga mahal atau harus berjalan beberapa kilometer hanya untuk mendapatkan air bersih satu jerigen saja. Menurut hasil penelitian EAWAG/SANDEC (Swiss Federal Institute for Environmental Science and Technology / Water and Sanitation in Developing Countries), sebuah lembaga penelitian lingkungan dari negara Swiss, sekitar sepertiga dari penduduk di kawasan pedesaan di negara berkembang kesulitan untuk mendapatkan air sehat layak minum. Bahkan WHO (Badan Kesehatan Dunia PBB) menyodorkan angka eksak lebih dari satu milyar jiwa di dunia menghadapi permasalahan kesulitan air bersih. Diperkirakan angka tersebut akan semakin membengkak seiring semakin memburuknya kualitas serta tingkat ketersediaan air di banyak wilayah di dunia.<br /><br />Mulai tahun 1991, EAWAG/SANDEC memperkenalkan teknologi SODIS (Solar Water Disinfection) alias air minum yang diolah dengan panas sinar matahari. Teknologi ini kemudian tersebar luas di berbagai negara di kawasan Asia, Afrika dan Amerika Latin. Teknologi SODIS sebenarnya telah dikembangkan sejak tahun 1985 oleh Prof Aftim Acra dari American University of Beirut. Penelitian Acra kemudian disusul sebuah proyek pengembangan yang dijalankan oleh INRESA ( Asosiasi Sistem Energi Terpadu untuk Kawasan Pedesaan) di tahun yang sama.<br /><br />Tiga tahun kemudian, Institute Riset Brace di Montreal, Kanada, menyediakan workshop untuk memperkenalkan teknologi ini pada khalayak luas. Rangkaian penelitian tersebut akhirnya disempurnakan oleh EAWAG/SANDEC yang mengadakan uji lapangan dan penelitian laboratium untuk menilai manfaat SODIS dan mengembangkan teknologi pemanfaatan air yang murah, aman dan bekelanjutan.<br /><br />Sehat dan Hemat<br />Prinsip SODIS adalah merebus air dengan bantuan sinar matahari dan memanfaatkan kemasan limbah botol plastik air minum mineral untuk mendapatkan air layak minum. Dengan cara memanipulasi panas matahari yang menghangatkan air (hingga 50° C) yang disinergikan dengan radiasi sinar ultra violet, bakteri-bakteri yang terkandung dalam air akan mati dengan durasi penjemuran tertentu. Air yang diolah pun tak harus air sumur, tapi air dari segala jenis sumber, bahkan air sungai yang keruh pun asal tidak tercemar zat kimia, bisa digunakan setelah lebih dulu dijernihkan.<br /><br />Sebenarnya apa yang istimewa dari SODIS? Yang jelas cara pembuatan SODIS lebih praktis, mudah dan murah, semisal bila dibanding merebus air dengan kompor minyak tanah atau tungku kayu bakar. Diperhitungkan biaya yang dihemat oleh satu keluarga bila beralih dari mengkonsumsi air rebus ke SODIS adalah Rp. 438.000,- per tahun. Perincian kasarnya sebagai berikut: bila satu keluarga (misalnya terdiri dari 6 orang) membutuhkan air minum yang bersih dan sehat sekitar 12 liter/hari, sedangkan untuk memasak 1 liter air dibutuhkan bahan bakar seharga Rp. 100,-, maka setiap satu keluarga mengeluarkan biaya Rp 1.200,-per hari atau Rp. 438.000,- per tahun. Jumlah yang tidak sedikit di masa bahan bakar mahal seperti saat ini. Ada lagi keistimewaan SODIS, yakni membantu program daur ulang limbah plastik dengan penerapan prinsip re-use, yakni dengan pemanfaatan kembali botol plastik bekas air mineral sehingga mengurangi potensi pencemaran tanah oleh limbah plastik.<br />Mengikis Diskriminasi<br />Di Indonesia, teknologi SODIS diperkenalkan pertama kali oleh Yayasan Dian Desa, Yogyakarta, sejak tahun 1997. Awalnya dilakukan proyek percontohan di Desa Melikan, Kabupaten Wonogiri dan Desa Dobalan, Bantul. Meski perlu waktu relatif lama untuk mensosialisasikan SODIS di kedua desa tersebut, setelah satu tahun sebagian besar warga telah beralih memanfaatkan teknologi ini hingga kini.<br /><br />“Kini teknologi SODIS banyak dimanfaatkan di daerah Madura, Lombok, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Kalimantan,” tutur Supriyono, staf Yayasan Dian Desa yang asyik mengakrabi SODIS sejak 3 tahun lalu. “Teknologi SODIS dipadukan dengan pengetahuan tradisional untuk menjernihkan air, bisa membantu para pengungsi korban kerusuhan di Ambon dan NTT memenuhi kebutuhan air minum sehat untuk sehari-hari. Sebelumnya mereka harus membeli air dengan harga cukup mahal,” tambahnya.<br /><br />Yang menarik, muncul pula pemikiran bahwa SODIS berperan dalam mengikis diskriminasi gender dalam rumah tangga. Tanggung-jawab menyediakan air minum yang lazimnya dijalankan kaum perempuan kini bisa dilakukan siapa saja; lelaki-perempuan, tua atau muda bahkan anak-anak. Dus, dengan teknologi SODIS kaum ibu tak lagi harus berkeringat didepan tungku untuk menyiapkan air minum. Teknologi SODIS mewakili kesederhanaan yang mampu sekaligus merangkum banyak hal ; sehat, hemat, praktis, ramah lingkungan dan peka diskriminasi gender! – man<br />——————————————————————————————————-<br /><br />Cara Sederhana Membuat SODIS<br /><br /> * Sediakan botol plastik bekas air mineral ukuran 1500 ml atau yang lebih kecil. Bisa juga memakai kantung plastik khusus dengan bahan PET (PolyEthylene Terephtalate) atau botol kaca bening dengan ketebalan maksimal 2 mm.<br /> * Cat separoh badan botol dengan cat besi warna hitam, setelah kering bersihkan bagian dalam dan luar botol.<br /> * Isi dengan air mentah (bening) sampai penuh, jangan sampai ada ruang udara yang tersisa, kemudian tutup rapat-rapat.<br /> * Jemur di bawah terik matahari, bagian bercat hitam dibawah, selama 4-5 jam bila cuaca cerah, 6-7 jam saat cuaca berawan atau 2 hari berturut-turut apabila hari hujan.<br /> * SODIS siap dikonsumsi<br /><br />(Sumber: Warta SODIS, Edisi 5 Agustus 2001).-Nurfianahttp://www.blogger.com/profile/16480514002536816992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8100274239976320423.post-56174871784053878792009-12-31T00:32:00.000-08:002009-12-31T00:39:09.261-08:00Biopori: Teknologi Solusi Banjir<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzER4pWm1wn2nwVrak2N0ZpSLRRgezggOWqSpZwDzxmG84W8Rv40iFaret4Vtxyx64Mr8825GG5oZI1ZYGE2z6MafADGo2LJuW09gjKF9S2RQidRbZ6T4uCt7AmH5sxx7YBBQFtJ3gPbs/s1600-h/875166_bioporiind.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 367px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzER4pWm1wn2nwVrak2N0ZpSLRRgezggOWqSpZwDzxmG84W8Rv40iFaret4Vtxyx64Mr8825GG5oZI1ZYGE2z6MafADGo2LJuW09gjKF9S2RQidRbZ6T4uCt7AmH5sxx7YBBQFtJ3gPbs/s400/875166_bioporiind.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5421317059985537378" /></a><br /><br /><br />Teknologi biopori ini ditemukan oleh Ir. Kamir R Brata MS dosen ilmu tanah, air, dan konservasi lahan Fakultas Pertanian IPB.<br /><br />Biopori adalah lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat aktifitas organisma di dalamnya, seperti cacing, perakaran tanaman, rayap dan fauna tanah lainnya. Lubang-lubang yang terbentuk akan terisi udara dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah.<br />Prinsip dari teknologi ini adalah menghindari air hujan mengalir ke daerah yang lebih rendah dan membiarkannya terserap ke dalam tanah melalui lubang resapan tersebut.<br /><br />Teknologi ini bisa diterapkan di kawasan perumahan yang 100% kedap air, di saluran air, di rumah-rumah yang memiliki lahan terbuka bahkan untuk kawasan persawahan di lahan miring.<br /><br />Tak perlu khawatir tanah akan menjadi lunak, karena air yang terserap akan tersimpan menjadi cadangan air di bawah tanah. Begitu pun tidak ada bau yang ditimbulkan dari sampah karena terjadi proses pembusukan secara organik.<br /><br />Cara pembuatan lubang ini ternyata cukup sederhana. Diawali dengan pembuatan lubang dan memasukkan sampah organik ke dalam lubang tersebut. Sampah-sampah ini kemudian diurai oleh organisma pengurai sehingga terbentuk pori-pori. Dengan cara ini, air hujan yang turun tidak membentuk aliran permukaan, melainkan meresap ke dalam tanah melalui pori-pori.<br /><br />Langkah-langkah membuat lubang resapan biopori (LRB):<br /><br />1. Dengan sebuah bor LRB kita bisa membuat lubang, untuk memudahkan pembuatan lubang bisa dibantu diberi air agar tanah lebih gembur.<br /><br />2. Alat bor dimasukkan dan setelah penuh tanah (kurang lebih 10 cm kedalaman tanah) diangkat, untuk dikeluarkan tanahnya, lalu kembali lagi memperdalam lubang tersebut sampai sedalam 80 cm dan diameter 10 cm.<br /><br />3. Pada bibir lubang dilakukan pengerasan dengan semen atau potongan pendek pralon. Hal ini untuk mencegah terjadinya erosi tanah.<br /><br />5. Kemudian di bagian atas diberi pengaman besi supaya tidak terperosok ke dalam lubang.<br /><br />6. Masukkan sampah organik (sisa dapur, sampah kebun/taman) ke dalam LRB. Jangan memasukkan sampah anorganik (seperti besi, plastic, baterai, stereofoam, dll)!<br /><br />7. Bila sampah tidak banyak cukup diletakkan di mulut lubang, tapi bila sampah cukup banyak bisa dibantu dimasukkan dengan tongkat tumpul, tetapi tidak boleh terlalu padat karena akan mengganggu proses peresapan air ke samping.<br /><br />Pemeliharaan LRB:<br /><br />1. Lubang Resapan Biopori harus selalu terisi sampah organik<br /><br />2. Sampah organik dapur bisa diambil sebagai kompos setelah dua minggu, sementara sampah kebun setelah dua bulan. Lama pembuatan kompos juga tergantung jenis tanah tempat pembuatan LRB, tanah lempung agak lebih lama proses kehancurannya. Pengambilan dilakukan dengan alat bor LRB.<br /><br />3. Bila tidak diambil maka kompos akan terserap oleh tanah, LBR harus tetap dipantau supaya terisi sampah organik.<br /><br />Lubang resapan biopori merupakan teknologi tepat guna untuk mengurangi genangan air dan sampah organik serta konservasi air bawah tanah. Untuk setiap 100 m2 lahan idealnya Lubang Resapan Biopori (LRB) dibuat sebanyak 30 titik dengan jarak antara 0,5 - 1 m. Dengan kedalam 100 cm dan diameter 10 cm setiap lubang bisa menampung 7,8 liter sampah. Sampah dapur dapat menjadi kompos dalam jangka waktu 15-30 hari, sementara sampah kebun berupa daun dan ranting bisa menjadi kompos dalam waktu 2-3 bulan.<br /><br />pentingnya BIOPORI<br />mengutip dari Finroll<br />Yogyakarta, 30/11 (Antara/FINROLL News) - Datangnya musim hujan sebagai waktu yang tepat untuk membuat lubang resapan biopori sehingga masyarakat dapat langsung menikmati manfaatnya, kata Direktur Eksukutif `Lestari` Agus Hartono di Yogyakarta,Senin.<br /><br />"Selama ini, masyarakat memang sudah mulai melakukan pembuatan lubang biopori, namun jumlahnya masih perlu ditingkatkan dan terkadang masyarakat membutuhkan bukti manfaat yang didapatkan sebelum melakukan pembuatan lubang biopori," kata Agus Hartono yang memimpin `Lestari` sebagai lembaga sosial masyarakat bergerak di bidang lingkungan.<br /><br />Menurut dia, lokasi yang paling strategis untuk membuat lubang biopori adalah di tempat-tempat yang rawan genangan atau banjir dan tempat yang dilalui air pada saat hujan terjadi.<br /><br />"Ada beberapa lokasi biopori yang belum tepat, misalnya dibuat di daerah yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya sehingga kurang maksimal menampung air," ujarnya.<br /><br />Ia mengatakan masyarakat Kota Yogyakarta sudah mulai banyak yang membuat lubang biopori dan setidaknya dalam satu rukun warga (RW) sudah ada sekitar 300 lubang biopori, seperti di RW 6 Gamelan Panembahan Kraton.<br /><br />Namun demikian, kata dia, biopori bukan menjadi satu-satunya cara untuk mengatasi genangan atau banjir pada saat musim hujan. "Perlu juga diperhatikan mengenai ketersediaan saluran air hujan dan juga pengelolaan sampah rumah tangga," katanya.<br /><br />Ia menyebutkan, sungai, sebagai salah satu aliran air hujan masih belum bebas dari sampah, salah satunya adalah sampah rumah tangga.<br /><br />Pengelolaan sampah dari rumah tangga dapat menekan jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir asalkan masyarakat mendapatkan pengetahuan yang tepat.<br /><br />"Kami membagi sampah menjadi empat kategori, yaitu sampah layak kompos, layak jual, layak kreasi dan layak buang. Sehingga apabila pengelolaan tersebut berjalan, maka sampah yang dibuang akan berkurang cukup banyak," ujarnya.<br /><br />Sementara itu, Kepala Bidang Pengawasan dan Pemulihan Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Ika Rostikawati menyatakan, pembuatan lubang biopori di wilayah kelurahan sudah dicanangkan sejak April lalu.<br /><br />Pada saat pencanangan tersebut, setiap kelurahan mendapatkan bantuan 300 tutup lubang biopori dan 20 alat bor. "Tentunya, saat ini jumlah lubang biopori sejak pencanangan tersebut akan lebih banyak. Bisa lebih dari 100 ribu lubang," katanya.<br /><br />Ia menyebutkan, manfaat lubang biopori sangat banyak diantaranya adalah menampung air pada saat hujan sehingga mengurangi banjir dan genangan serta menabung air yang dapat "dipanen" saat musim kemarau dan berfungsi sebagai komposter.<br /><br />"Manfaatnya sangat banyak, sehingga kami akan terus menggalakkan pembuatan lubang biopori ke masyarakat," lanjutnya.<br /><br />Pemerintah Kota Yogyakarta memasang target untuk memiliki satu juta lubang biopori pada 2011 dengan hitungan satu jiwa memiliki dua lubang biopori.<br /><br />"Selain di lingkungan permukiman, BLH juga melakukan pembuatan lubang biopori di fasilitas umum, seperti Taman Parkir Abu Bakar Ali, Benteng Vredeburg," katanya. ***3***Nurfianahttp://www.blogger.com/profile/16480514002536816992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8100274239976320423.post-10746272284269609682009-12-08T00:06:00.000-08:002009-12-08T00:20:54.665-08:00SAMPAHMUIQRA!!!!!!!!!!!!<br />JANGAN SAMPAI HATIMU JUGA BILANG<br />BAWA AKU KE PIYUNGAN!!!!!!!!!!!!!!!<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVHSS0nkK20Srfafz2C0Hw1W5GeO3lYtbAJspUd7lMGw6_fJ_Z3oWTiptj_ii7F-ysVtDe9Q7UMnfiTrOhyS9yU2LtAJKSdoWpTf-JEYxzMf97-BTBtPj8aLvo98h3K7U1t8NZjf9LAgA/s1600-h/trash-heart-web.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 314px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVHSS0nkK20Srfafz2C0Hw1W5GeO3lYtbAJspUd7lMGw6_fJ_Z3oWTiptj_ii7F-ysVtDe9Q7UMnfiTrOhyS9yU2LtAJKSdoWpTf-JEYxzMf97-BTBtPj8aLvo98h3K7U1t8NZjf9LAgA/s400/trash-heart-web.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5412777236477331378" /></a>Nurfianahttp://www.blogger.com/profile/16480514002536816992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8100274239976320423.post-77942852482636149352009-12-07T23:55:00.000-08:002009-12-08T00:04:40.199-08:00LASKAR PEDULI LINGKUNGAN<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoZd9bkdBGncn06PXqz2ImE3SYK2ZX_lEvVFxj0XbwWQjbn9bWYJIgaIZI_zGYmzE9MmKh4RJzrmLlFJVD1xvp-FKQeB1EpapTTDV0YI5Inm5D8hXS6ck3mFcbjG-yCNjLhUDgoPMdXpI/s1600-h/diskusi+ilmiah.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 287px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoZd9bkdBGncn06PXqz2ImE3SYK2ZX_lEvVFxj0XbwWQjbn9bWYJIgaIZI_zGYmzE9MmKh4RJzrmLlFJVD1xvp-FKQeB1EpapTTDV0YI5Inm5D8hXS6ck3mFcbjG-yCNjLhUDgoPMdXpI/s400/diskusi+ilmiah.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5412771230580354946" /></a><br />sebuah komitmen kreatif dari KSI MIST FMIPA UNY bersama teman-teman mahasiswa UNY utk turut peduli dan beraksi menyelamatkan lingkungan.<br />pada kesempatan ini bapak prof AK Prodjosantosa sbg pemateri utama tidak dapat hadir namun bapak Slamet Riyadi dan bu patrik dari Notoyudan dapat memeriahkan materi tentang sampah. mereka adalah orang yang terlibat langsung dalam mengubah sampah yang dulunya sebagai bencana menjadi berkah. kak Novia sebagai pemateri refleksi menegaskan bahwa sampah itu dari kita dan aelayaknya kita perhatikan. diakhir acara, peserta dan panitia menuliskan harapannya pada lingkungan dalam bentuk pohon harapan. kita berkomitmen untuk menjadi LASKAR PEDULI LINGKUNGAN.<br />SIAP LAKSANAKANNurfianahttp://www.blogger.com/profile/16480514002536816992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8100274239976320423.post-75783420411600714522009-10-01T00:24:00.000-07:002009-10-01T00:25:30.003-07:00<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYzPO_2iE_ehoNIOqGcOKOHYr9o8QfVvRVz7SMNKhfIANa3cxI3qo0j2AacozTLFgBsVX4bknXN-v_EZjcND2g_y9vD5sy8BzMBMadAa-JiRVAHiHR3Q5D6jXn8mBokhfJtug_BW6_H5A/s1600-h/Ca+copy.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 226px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYzPO_2iE_ehoNIOqGcOKOHYr9o8QfVvRVz7SMNKhfIANa3cxI3qo0j2AacozTLFgBsVX4bknXN-v_EZjcND2g_y9vD5sy8BzMBMadAa-JiRVAHiHR3Q5D6jXn8mBokhfJtug_BW6_H5A/s320/Ca+copy.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5387529347602353826" /></a>Nurfianahttp://www.blogger.com/profile/16480514002536816992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8100274239976320423.post-6050044358332957202009-10-01T00:15:00.002-07:002009-10-01T00:24:03.590-07:00<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.blogger.com/video.g?token=AD6v5dx4VRnZ172-8121BYaNYwg65VDGY5aoaKwpANjp1UYXacTEz1rkLpWRDEfU9ts6lb5hDC6nV2WxMq7kiNXpOg' class='b-hbp-video b-uploaded' frameborder='0'></iframe>Nurfianahttp://www.blogger.com/profile/16480514002536816992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8100274239976320423.post-87759651397775889942009-10-01T00:15:00.001-07:002009-10-01T00:15:39.581-07:00<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzV2awKf_v0HSooxU9O_VUmLU8bZwoE_3eYrfE_9lLripMQP6tzqreoT5ikYNhPPO9yk94U0AqfuOHjcXoTBax1tOCymjVNV7n68jvSBz0mI7fpFDHwDBj6ARopB-tbfUBR5A5xYIzVEQ/s1600-h/dedikasi.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzV2awKf_v0HSooxU9O_VUmLU8bZwoE_3eYrfE_9lLripMQP6tzqreoT5ikYNhPPO9yk94U0AqfuOHjcXoTBax1tOCymjVNV7n68jvSBz0mI7fpFDHwDBj6ARopB-tbfUBR5A5xYIzVEQ/s320/dedikasi.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5387526808567804098" /></a>Nurfianahttp://www.blogger.com/profile/16480514002536816992noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8100274239976320423.post-86612324432067586752009-10-01T00:14:00.002-07:002009-10-01T00:15:13.908-07:00<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcKmfZb4I7llhu7dPb2ysvUdxHPnHLzZISJ6oVlb6CketxuECNrormGezZqHsQw-rR0P-WK-cJ-F1ef5PZSccwp2zZ5FumtJdwqmnO71lr7kp0NeDxuOahEitZCe-0leDj_tZ2iRVCiks/s1600-h/rokok+2.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 266px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcKmfZb4I7llhu7dPb2ysvUdxHPnHLzZISJ6oVlb6CketxuECNrormGezZqHsQw-rR0P-WK-cJ-F1ef5PZSccwp2zZ5FumtJdwqmnO71lr7kp0NeDxuOahEitZCe-0leDj_tZ2iRVCiks/s320/rokok+2.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5387526697254647698" /></a>Nurfianahttp://www.blogger.com/profile/16480514002536816992noreply@blogger.com0